STOP! Jangan Menjemur Si Kecil Di Bawah Sinar Matahari Langsung. Ini Alasan Medisnya

By Amelia Puteri, Minggu, 17 Desember 2017 | 15:02 WIB
Tidak disarnkan menjemur bayi di bawah sinar matahari langsung ()

Tes ini dapat mengukur seberapa banyak sinar tertentu menembus kulit, sehingga diketahui tingkat keparahan penyakit kekuningan pada bayi.

Jika kekuningan pada bayi masih bertahan hingga 2 minggu, dokter akan melakukan tes darah dan urin lebih lanjut.

Dikutip dari The New York Times, sebuah studi dari peneliti di Stanford mengatakan cara efektif dan murah untuk menyembuhkan penyakit kekuningan adalah dengan menggunakan filtered sunlight alias fototerapi.

Baca juga:Tidak Ingin Anak Menjadi LGBT Saat Dewasa. Lakukan 7 Pola Asuh Ini

Fototerapi dilakukan untuk membantu tubuh menyingkirkan kelebihan enzim bilirubin, dengan lampu bili-light atau dengan bili-blanket.

Selama proses terapi, bayi akan telanjang sehingga semua bagian kulitnya terkena paparan sinar dari fototerapi tersebut. Bagian mata ditutupi, dan juga dilakukan pemberian suplemen karena bayi kekurangan cairan akibat proses fototerapi tersebut.

Saat itu bayi tetap diberikan ASI. ASI bisa menekan kadar bilirubin dengan baik.

Menjemur bayi di bawah sinar bayi justru sebenarnya tidak disarankan.

The AAP (American Academy of Pediatrics) mengeluarkan kebijakan bahwa bayi di bawah 6 bulan harus jauh dari jangkauan matahari langsung dan memakai pakaian pelindung dan topi.

Dilansir dari National Public Radio, kulit bayi, terutama yang masih baru lahir, sangat lembut dan sensitif, sehingga rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari juga penggunaan krim tabir surya.

Itu di luar negeri yang letaknya tidak di katulistiwa.

Bagaimana dengan kita yang hidup di Indonesia dimana tepat berada di garis katulistiwa sehingga kerap merasakan sinar matahari yang dahsyat.