Moms, Ini 5 Alasan Mengapa Harus Menghindari Sindrom FOMO

By Fairiza Insani Zatika, Minggu, 17 Desember 2017 | 12:52 WIB
Sindrom FOMO hanya menimbulkan interaksi yang dangkal hanya demi eksistensi ()

Nakita.id – Apakah Moms pernah merasa khawatir ketinggalan berita? 

Atau takut karena kurang up to date dengan tren pakaian dan tidak tahu informasi-informasi terkini?

Moms harus hati-hati terkena sindrom FOMO (Fear of Missing Out).

Melansir situs Livestrong.com, sebuah survei yang dilakukan oleh MyLife.com membuktikan bahwa 56% orang takut kehilangan berita atau update status penting jika mereka jauh dari jejaring sosial.

Para ahli pun menambahkan bahwa itu tidak baik untuk kesehatan mental.

Seorang psikolog, Dr.Ramani Durvasula, bahkan mengatakan bahwa FOMO adalah kontributor utama ‘kehidupan yang tidak asli’ di abad ke-21.

Baca juga: 10 HP Yang Diincar & Disukai Moms Dipenghujung 2017. Moms Pilih Mana?

Sindrom ini jika dibiarkan, tanpa sadar akan semakin membahayakan hidup Moms.

Lima alasan ini mungkin dapat meyakinkan Moms mengapa FOMO adalah sindrom yang mengkhawatirkan

Pertama, FOMO sering menyebabkan orang muncul tanpa adanya niat yang tulus.

Ini menyebabkan orang hadir dalam dunia maya sebagai formalitas. Pada akhirnya, hubungan interaksi yang dihasilkan dalam kegiatan sosial di dunia maya tidak dalam dan tak bermakna.

Misalnya, ketika Moms datang ke sebuah acara karena hanya untuk pamer di Instagram, maka itu berarti sindrom FOMO telah mengambil alih.

Kedua, sindrom ini lebih tentang apa yang Moms lakukan, dan bukan tentang dengan siapa Moms melakukannya.

Hal itu menyebabkan Moms kehilangan fokus untuk mengembangkan dan memperdalam hubungan.

Jika kehidupan sosial Moms adalah semua tentang mengejar suatu peristiwa, maka Moms kehilangan intinya.

Luangkan waktu untuk membangun hubungan dan mengenal orang-orang di lingkungan sekitar lebih intim.

Memiliki beberapa teman dekat akan membuat hati Moms lebih sejahtera daripada menghadiri banyak acara sosial tanpa mendapatkan intinya.

Baca juga: Catat! Gestur Tubuh Ini Bantu Moms Membaca Apa Yang Diinginkan Dads dan Si Kecil

Ketiga, sindrom FOMO itu mahal. Jika Moms menuntut untuk dapat hadir dalam setiap acara sosial seperti arisan ibu-ibu, atau reuni sekolah, maka Moms mungkin akan menguras banyak biaya.

Emosi yang diciptakan sendiri ini memiliki kemampuan untuk mengarahkan Moms keluar dari tujuan dan kepentingan yang seharusnya dicapai.

Moms akan membuang-buang uang hanya untuk tetap eksis di kalangan tertentu.

Keempat, FOMO membuat kita merasa tidak cukup baik. Sindrom ini membuat kita khawatir tentang siapa kita, apa kita, dan pilihan apa yang telah kita ambil.

FOMO memunculkan pertanyaan pada orang-orang yang cenderung membanding-bandingkan satu hal dengan hal lain.

Ini justru akan menimbulkan perasaan iri dan ketidakbahagiaan.

Fokuslah pada nilai inti dari hubungan yang nyata, serta berdasarkan hati nurani Moms, dan bukan karena timelime Facebook atau Instagram.

Baca juga: Meski Bergelimang Harta, Para Seleb Ini Menikah dengan Mahar Sederhana

Kelima, FOMO memunculkan perilaku yang merusak diri. Akronim yang kerap didengar, YOLO (You Only Live Once) serupa dengan FOMO, dapat memunculkan masalah.

FOMO, layaknya YOLO, menganut prinsip hidup tanpa penyesalan. Hal itu bisa membuat orang mengambil keputusan yang tak masuk akal.

Kehidupan tanpa perencanaan yang matang, hanya semata-mata karena kesenangan, dapat menciptakan perselisihan, kekacauan, masalah kesehatan dan kehancuran finansial.

Jangan ambil keputusan impulsif ya Moms, pikirkan juga efek jangka panjang dan pendeknya. (*)