Sampai Jadi Trending Topic di Twitter, Pemerintah Indonesia Akhirnya Beberkan Alasan Mengapa Kekeh Tak Akan ‘Lockdown’ Wilayah yang Ditemukan Kasus Virus Corona

By Ratnaningtyas Winahyu, Minggu, 15 Maret 2020 | 10:40 WIB
Tagar #LockDownIndonesia sempat menjadi trending topic di Twitter (Freepik.com)

Nakita.id – Kasus virus corona di Indonesia kian bertambah setiap harinya.

Mengutip dari Kompas.com, per Sabtu (14/3/2020) siang, jumlah kasus positif Covid-19 telah mencapai 96 orang.

Kabar tersebut terbilang sangat mengejutkan.

Baca Juga: Tak Hanya Menginspirasi, Nakita Siap Jawab Semua Kegalauan Moms Seputar Pregnancy dan Parenting Lewat N-spiration

Pasalnya, dalam waktu kurang dari dua minggu dari pertama kali diumumkan, kasus positif virus corona di Indonesia sudah hampir mencapai 100 orang.

Melihat semakin banyak yang terinfeksi, masyarakat pun tak dapat menutupi kegelisahan.

Seperti yang terlihat di media sosial Twitter, banyak warganet yang lantas menyampaikan kegelisahan mereka.

Baca Juga: Virus Corona Tewaskan 1 Warga di Solo, Wirang Birawa Beri Peringatan dan Sarankan Hal Penting Ini: 'Segeralah!'

Kegelisahan warganet pun diungkapkan dalam bentuk tagar #LockDownIndonesia, yakni permintaan agar Indonesia di-lockdown seperti negara-negara lainnya.

Bahkan, saking ramainya, tagar tersebut sempat menjadi trending topic nomor dua di media sosial Twitter pada Sabtu (14/3/2020) pagi.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, pun mengungkapkan alasan mengapa pemerintah belum juga menerapkan lockdown.

Baca Juga: Hati-hati! Kebiasaan yang Dianggap Lumrah oleh Orang Indonesia Ini Justru Buat Masyarakat Lebih Rentan Terserang Virus Corona

Mengutip dari Kompas.com, Yuri mengatakan bahwa opsi me-lockdown wilayah yang ditemukan kasus positif virus corona (Covid-19) justru akan meningkatkan peluang penyebaran virus di wilayah itu sendiri.

"Kalau di-lockdown, malah kita tidak bisa berbuat apa-apa. Konsekuensinya, kasus (Covid-19) di wilayah itu bisa jadi naik dengan cepat," ujar Yuri, Kamis (12/3/2020).

Yuri mencontohkan lockdown pada kapal pesiar Diamond Princess. Kapal itu merupakan salah satu lokasi awal penemuan virus corona dalam jumlah besar di luar Cina.

Baca Juga: Jumlah Kasus Melonjak Tajam Kurang dari 2 Minggu, Pemerintah Akhirnya Resmi Tetapkan Wabah Virus Corona sebagai Bencana Nasional

Rupanya, cara lockdown dinilai kurang ampuh dalam mencegah penularan virus corona di antara manusia di dalam kapal.

"Begitu di-lockdown (karantina di dalam kapal), (jumlah positif Covid-19) naik angkanya. Ya karena orang tidak ke mana-mana, di situ," sambung Yuri.

Lebih lanjut, Yuri mengatakan memang sejumlah negara menerapkan penguncian pada wilayah yang ditemukan kasus positif virus corona.

Di antaranya adalah Denmark dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Beri Angin Segar di Tengah Kepanikan Warga, Wirang Birawa Sebut Penemuan Vaksin Corona Sudah di Depan Mata, 'Akan Ada Seorang Wanita Jenius'

Kendati demikian, Yuri menegaskan jika pemerintah Indonesia tidak akan memilih opsi lockdown pada wilayah yang ditemukan kasus Covid-19.

"Lockdown itu supaya tidak ada pergerakan orang sakit keluar atau orang sakit masuk ke dalam. Kita tidak akan memakai opsi lockdown," tegasnya.

Bagaimana menurut Moms?

Baca Juga: Seakan Jadi Bola Api yang Terus Bergulir, Mbah Mijan Menangis Ungkap Nyawa yang Berjatuhan Lantaran Wabah Corona, Ada Apa?