Sungguh Keren! Ternyata Menjadi Seorang Mom Membuat Otak Berubah

By David Togatorop, Rabu, 20 Desember 2017 | 10:32 WIB
()

Nakita.id - Moms, ternyata ada efek jangka panjang bagi otak perempuan setelah melahirkan dan menjadi seorang Mom.

Para peneliti menemukan adanya materi abu-abu dalam jaringan otak Moms yang mengoptimalkan fungsi dan menggabungkan diri untuk membantu memenuhi kebutuhan bayi.

Efek ini berlangsung setidaknya selama dua tahun.

Penelitian yang dilakukan selama kurang lebih lima tahun itu melibatkan 25 moms dengan memindai otak sebelum dan sesudah kehamilan.

Hal ini juga dilakukan pada 19 laki-laki yang menjadi suami mereka.

BACA JUGA: Akurat! Begini Cara Mudah Mendeteksi Kehamilan dengan Pasta Gigi

Dalam sebuah kelompok juga, dilakukan pengamatan terhadap otak 20 perempuan menikah yang belum pernah hamil dengan 17 orang pasangan mereka.

Hasilnya, ada perbedaan yang jelas antara perempuan yang baru pertama kali menjadi Moms  berikut pasangannya dibandingkan dengan partisipan yang lain.

Materi abu-abu yang ada pada otak para moms di korteks frontial dan posterior mengalami pengurangan, di samping korteks prefrontal dan temporal.

Daerah otak ini ternyata terlibat dengan proses sosial seperti perasaan empati dan kemampuan untuk memahami orang lain, yang kadang disebut sebagai ‘teori pikiran’.

Pengurangan volume materi abu-abu terdengar tidak sehat, tapi pengurangan volume itu memang sebagai cara otak melakukan pengaturan.

Tidak ada kaitan antara fungsi kognitif atau ingatan yang ikut menurun.

Hoekzwma, salah satu periset yang terlibat yang bekerja di Universitas Barcelona,menjelaskan bahwa perubahan tersebut bisa menjadi mekanisme menyiapkan para moms dari sisi adaptasi dan kebutuhan emosional dengan anak yang baru lahir.

Namun perubahan volume materi abu-abu ini tidak terjadi pada ayah.

BACA JUGA: 5 Foto Aktris Bollywood Tanpa Make-up! Duh, Wajah Aslinya Mengejutkan

Dengan demikian, periset menyimpulkan bahwa perubahan tersebut terjadi saat masa kehamilan moms, meski faktor lingkungan juga dapat dilibatkan.

Menurut Hoekzema, perubahan ini juga konsisten.

Bahkan periset dapat menebak perempuan mana yang sudah pernah hamil atau baru pertama kali hamil.

Meski belum secara pasti dipahami mengapa ada pengurangan materi abu-abu dalam proses kehamilan, respon empati disebut-sebut terkait dengan proses tersebut.

Pengurangan volum materi abu-abu ini juga ternyata mempengaruhi ketertarikan moms pada bayinya.

Semakin banyak pengurangannya, semakin tertarik seorang mom terhadap bayinya.

Menjadi mom baru adalah hal sulit dan banyak sekali perubahan sehingga harus menyesuaikan diri.

Otak mempersiapkan moms sehingga mampu merespon perubahan itu untuk mengatasi campuran perasaan sukacita yang dialami.

Wuih, you rock, Moms!