Setelah Keto. Menyusul Diet Water Fasting. Metode Diet Penuh Risiko

By Fairiza Insani Zatika, Rabu, 20 Desember 2017 | 13:30 WIB
()

Nakita.id - Sebuah metode baru tentang diet baru-baru ini menjadi trending di media sosial.

Tagar #waterfast meramaikan media sosial Instagram. 

Tapi para ahli menyarankan untuk tidak melakukannya karena ini berbahaya. 

Metode water fasting tidak mengonsumsi apapun kecuali air. 

Hal ini menjadi cara cepat untuk menurunkan berat badan.

Menurut informasi yang dihimpun nakita.id, diet ini dapat menurunkan risiko beberapa penyakit kronis dan merangsang autophagy, yakni proses yang membantu tubuh memecah dan mendaur ulang bagian-bagian lama dari sel. 

Baca Juga: Foto Anak Perempuan Kehausan Minum dari Kubangan Air Bikin Syok Dunia

Mengenai program diet ini banyak ahli juga sepakat jika water fasting tidak cocok untuk semua orang. 

Untuk diketahui, water fasting programnya dilakukan selama 24 sampai 72 jam.

Walau hanya beberapa jam saja, tapi Moms sebaiknya tidak melakukan water fasting tanpa pengawasan ahli medis. 

Melansir situs Healthline.com, beberapa alasan yang mendorong orang untuk melakukan metode ini adalah untuk menurunkan berat badan, sebagai cara detoksifikasi, hingga alasan spritual.

Akan tetapi, water fast ini memiliki banyak risiko yang bisa membahayakan jika dilakukan dalam jangka panjang. 

Tidak ada pedoman ilmiah tentang cara melakukan diet ini. 

Perlu diingat ya Moms, ada beberapa kelompok orang yang cocok dan tidak cocok untuk metode ini, dan harus melalui pengawasan dokter.

Orang-orang yang memiliki penyakit diabetes, penyakit ginjal, wanita hamil, dan orang dengan eating disorder, tidak disarankan melakukannya. 

Jika Moms belum pernah melakukan diet ini, lebih baik siapkan tubuh untuk tidak makan selama tiga sampai empat hari.

Moms bisa mengonsumsi makanan dengan porsi kecil setiap makan atau puasa setengah hari. 

Baca Juga: Ingin Mengecilkan Pori-pori di Wajah, Yuk Moms Lakukan 3 Tip Alami Ini

Meski memiliki manfaat seperti membantu menurunkan tekanan darah, water fasting juga membawa risiko.

Moms mungkin akan kehilangan energi yang sebenarnya dibutuhkan dalam tubuh seperti karbohidrat. 

Lebih dari itu, Moms mungkin akan kehilangan masa otot.

Meskipun asupan yang Moms konsumsi pada water fast adalah air, namun Moms mungkin saja mengalami dehidrasi. 

Alasannya karena 20%-30% asupan air dalam tubuh berasal dari makanan. 

Gejala dehidrasi yang bisa dialami mereka yang menjalankan metode diet water fasting adalah; pusing, mual, sakit kepala, sembelit, dan produktivitas rendah. 

Untuk menghindari dehidrasi, Moms mungkin akan membutuhkan lebih banyak air dari biasanya. 

Moms juga bisa mengalami hipotensi ortostatik, kondisi dimana tekanan darah menurun saat tubuh tiba-tiba berdiri dari duduk. 

Baca Juga: Wow, Ternyata Kecepatan Berjalan Berhubungan dengan Kesehatan Jantung

Kondisi tersebut bisa menyebabkan Moms pusing bahkan pingsan.

(Fairiza Insani Zatika/nakita.id)