Kabar Buruk Bisa Terjadi, Disebut Kasus Virus Corona di Indonesia Bisa Capai 50.000 di Bulan Mei, Apa Penyebabnya?

By Riska Yulyana Damayanti, Selasa, 14 April 2020 | 19:17 WIB
Ilustrasi virus corona. (Freepik.com)

Data APD saat ini tidak tersedia, sehingga tidak bisa menilai apakah persediaan memadai atau tidak.

Satu hal yang jelas, sejak akhir Maret lalu tenaga medis telah kekurangan APD dan organisasi dokter memprotes keras kepada Presiden Joko Widodo ihwal kelangkaan APD.

Dalam rapat 30 Maret, presiden meminta Gugus Tugas Penanganan COVID-19 menambah 3 juta APD hingga Mei.

Namun di tengah keterbatasan bahan baku dan tingginya permintaan pasar lokal dan global, hal ini menjadi tantangan berat.

Baca Juga: Diduga Sakit Jantung, Puluhan Warga Harus Gigit Jari Setelah Tahu Mereka Melayat dan Ikut Tahlilan Almarhum yang Positif Corona, Bagaimana Nasibnya?

Minimnya jumlah tempat tidur ICU, ventilator dan APD, tingginya pertumbuhan kasus harian, besarnya populasi rentan, serta mayoritas pasien dalam pengawasan (PDP) masih menggunakan tempat tidur RS merupakan beberapa faktor yang dapat memperparah keadaan saat ini.

Pemerintah pusat maupun daerah harus bersiap dengan perencanaan yang lebih terukur.

Jika kebutuhan tersebut tidak disiapkan mulai saat ini dan menjadi tidak terpenuhi, maka tingkat kematian akibat coronavirus di Indonesia akan semakin tinggi.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE: Bertambah 60, Total Pasien Covid-19 Meninggal Kini 459 Orang dan "Mei, Kasus Corona Indonesia Bisa 50.000 dan Lumpuhkan Rumah Sakit")