Kabar Buruk Bisa Terjadi, Disebut Kasus Virus Corona di Indonesia Bisa Capai 50.000 di Bulan Mei, Apa Penyebabnya?

By Riska Yulyana Damayanti, Selasa, 14 April 2020 | 19:17 WIB
Ilustrasi virus corona. (Freepik.com)

Nakita.id - Beberapa waktu lalu, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto kembali mengabarkan perkembangan terbaru terkait kasus Covid-19 di Indonesia.

Berdasarkan data sejak Senin (13/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Selasa (14/4/2020) pukul 12.00 WIB ada penambangan 60 pasien yang meninggal dunia sehingga total ada 459 pasien meninggal karena virus corona.

Adapun, total kasus Covid-19 di Tanah Air hingga saat ini tercatat ada 4.839  pasien.

Baca Juga: Jenazah Covid-19 Kerap Ditolak Masyarakat, Ahli Ungkap Ini yang Buat Jenazah Menularkan Virus Corona

Jumlah ini disebabkan ada penambahan 282 pasien baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Semakin melonjaknya kasus dan karena beberapa faktor lainnya, diperkirakan hal buruk bisa terjadi, Moms.

Dilansir oleh Kompas.com dari Theconversation.com yang ditulis oleh Ketua Departemen Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Irwandy menjelaskan sebagai berikut.

Rumah sakit di enam provinsi yang menjadi “titik terpanas” penyebaran COVID-19 di Indonesia kemungkinan besar akan lumpuh pada pertengahan Mei karena dibanjiri pasien yang terinfeksi coronavirus, seperti terjadi di Italia bulan lalu, jika tidak ada tindakan antisipatif yang memadai.

Berdasarkan perkembangan data hingga 13 April dan beberapa asumsi ilmiah merujuk pada data riset berbagai negara, saya menghitung pada 13 Mei nanti, total kasus terkonfirmasi positif di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan akan mencapai 54.278 kasus.

Dari jumlah itu, dikurangi 17% karena sembuh (8,3 persen) dan meninggal (8,7 persen) menjadi 45.051 kasus, dengan 61% (27.481) di antaranya perlu perawatan di rumah sakit.

Baca Juga: Jenazah Covid-19 Kerap Ditolak Masyarakat, Ahli Ungkap Ini yang Buat Jenazah Menularkan Virus Corona

Persentase itu diambil dari analisis data per 26 Maret pasien dalam perawatan di RS di Jakarta.

Sebesar 32% (8.794) pasien yang dirawat di RS akan membutuhkan perawatan intensif (ICU) dan hampir 60% (5.171) pasien di ruang ICU tersebut membutuhkan ventilator.

Kedua persentase ini merujuk dari studi kasus serupa di Cina dan Inggris.

Baca Juga: Sedang Jalani Diet Selama di Rumah Aja? Berikut 6 Kesalahan Diet yang Harus Dihindari

Saat ini di enam provinsi tersebut terdapat 4.414 tempat tidur ICU atau 55,3% dari total seluruh tempat tidur ICU (7.987 unit) di Indonesia.

Dari 4.414 tempat tidur ICU itu, hanya tersedia 883 unit (20%) untuk pasien COVID, sehingga tak akan dapat menampung ledakan pasien ICU yang dapat melonjak lebih dari 8.700 orang.

Adapun data ventilator di RS sampai saat ini jumlah pastinya belum tersedia untuk diakses publik.

Untuk dapat merawat pasien ICU sebanyak itu, dengan rata-rata pasien coronavirus dirawat 8 hari di ICU, diperlukan set alat perlindungan diri (APD) untuk petugas kesehatan antara 1 juta hingga 1,6 juta set APD.

Baca Juga: WHO Beri Jawaban Mengejutkan Soal Kekebalan Pasien yang Telah Sembuh dari Virus Corona, Ahli: 'Tetap Waspada!'

Data APD saat ini tidak tersedia, sehingga tidak bisa menilai apakah persediaan memadai atau tidak.

Satu hal yang jelas, sejak akhir Maret lalu tenaga medis telah kekurangan APD dan organisasi dokter memprotes keras kepada Presiden Joko Widodo ihwal kelangkaan APD.

Dalam rapat 30 Maret, presiden meminta Gugus Tugas Penanganan COVID-19 menambah 3 juta APD hingga Mei.

Namun di tengah keterbatasan bahan baku dan tingginya permintaan pasar lokal dan global, hal ini menjadi tantangan berat.

Baca Juga: Diduga Sakit Jantung, Puluhan Warga Harus Gigit Jari Setelah Tahu Mereka Melayat dan Ikut Tahlilan Almarhum yang Positif Corona, Bagaimana Nasibnya?

Minimnya jumlah tempat tidur ICU, ventilator dan APD, tingginya pertumbuhan kasus harian, besarnya populasi rentan, serta mayoritas pasien dalam pengawasan (PDP) masih menggunakan tempat tidur RS merupakan beberapa faktor yang dapat memperparah keadaan saat ini.

Pemerintah pusat maupun daerah harus bersiap dengan perencanaan yang lebih terukur.

Jika kebutuhan tersebut tidak disiapkan mulai saat ini dan menjadi tidak terpenuhi, maka tingkat kematian akibat coronavirus di Indonesia akan semakin tinggi.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UPDATE: Bertambah 60, Total Pasien Covid-19 Meninggal Kini 459 Orang dan "Mei, Kasus Corona Indonesia Bisa 50.000 dan Lumpuhkan Rumah Sakit")