Sehingga, Dedi pun menilai keputusan larangan mudik oleh pemerintah sejak tanggal 24 April 2020 dianggap tepat, karena sejalan dengan upaya pengendalian risiko wabah.
Bila larangan tersebut ditaati, diharapkan dapat menghambat tumbuhnya klaster-klaster penyebaran baru di seluruh Indonesia.
"Tumbuhnya klaster-klaster baru perlu dicegah agar wabah tidak mundur lebih lama ke belakang yang berakibat akhir wabah di setiap wilayah akan berbeda-beda.
Akhirnya menyebabkan perkiraan laju tambahan jumlah kasus di setiap wilayah akan berbeda-beda dan akan memengaruhi time line dan nilai akhir total prediksi nasional," jelas Prof. Dedi dalam laman resmi UGM, Sabtu (25/4/2020).
Baca Juga: Viral di Jogja Sayur Lodeh 7 Warna untuk Tangkal Pageblug Corona, Ternyata Seperti Ini Keampuhannya
Ketiga, berhubungan dengan kondisi di masa yang akan datang terkait konsistensi pengaturan pemerintah dan bagaimana tingkat kepedulian dan kewaspadaan masyarakat terhadap imbauan pemerintah tersebut.
Mulai dari melaksanakan anjuran berdiam diri di rumah, menjaga kebersihan, rajin mencuci tangan, hingga physcial distancing.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Pakar UGM: Akhir Pandemi Covid-19 Mundur bila Masyarakat Nekat Mudik”.