Diprediksi Berakhir di Bulan Juli, Tangan Kanan Presiden Jokowi Blak-blakan Ungkap Fakta ‘Pahit’ Soal Kondisi Pasca Wabah Virus Corona: ‘Jangan Bayangkan Kondisi Segera Normal seperti Sebelum Pandemi’

By Ratnaningtyas Winahyu, Senin, 4 Mei 2020 | 09:15 WIB
Achmad Yurianto mengungkap kondisi pasca wabah virus corona berakhir (Kolase Kompas.com & Tangkap layar YouTube.com/BNPB)

Nakita.id – Wabah virus corona masih merajalela di Indonesia.

Meski begitu, banyak yang memprediksi wabah ini akan berakhir pada bulan Juli mendatang.

Alhasil, tak sedikit masyarakat yang lantas berharap-harap cemas dan menunggu bulan Juli segera tiba.

Baca Juga: Kekebalan Tubuh Pasien Sembuh Virus Corona Jadi Perdebatan, Ilmuwan Korea Selatan Beberkan Temuannya yang Beda 180 Derajat dengan WHO, Mana yang Benar?

Seolah enggan memberi janji manis, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto justru memberi sebuah peringatan keras.

Mengutip dari Kompas.com, Achmad Yurianto menyatakan, kondisi normal pada Juli sebagaimana diprediksi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, tidak berarti keadaan akan normal atau sama dengan situasi sebelum pandemi muncul.

Ia mengatakan ada berbagai kondisi tertentu yang menjadi standar normal baru bila pada Juli nanti pandemi mulai berakhir.

Baca Juga: Bukan Hanya Social Distancing dan Vaksin, Ahli Akhirnya Bongkar Dua Cara Ampuh yang Dapat Dilakukan Masyarakat untuk Membantu Memerangi Wabah Virus Corona dengan Cepat

Sebab, bisa jadi aktivitas normal di luar rumah bisa dilakukan, tetapi dengan menerapkan beberapa penyesuaian seperti tetap menjaga jarak fisik dan menggunakan masker.

"Kalau berbicara normal dalam paradigma seperti sebelum ada penyakit Covid-19, ini sesuatu yang harus kita persepsikan sama dulu. Karena di China pun sekarang belum normal seperti saat belum ada Covid-19.

Kita lihat anak-anak di sekolah masih menggunakan face shield," ujar Yuri dalam diskusi di kanal YouTube Medcom.id, Minggu (3/5/2020).

Baca Juga: Dapat Bantuan Sosial di Tengah Wabah Virus Corona, Wanita ini Justru Marah hingga Bersikukuh Tolak Keras Bansos, 'Saya Bilang Tidak Mau!'

Selain China, Arab Saudi juga menerapkan hal demikian.

"Kemudian di Saudi pun sudah mulai dikurangi sedikit-sedikit hal yang boleh dilakukan, mulai dibolehkan sedikit-sedikit. Jadi tidak bisa kalau kemudian kita ukur-ukurannya seperti sebelum kejadian (Covid-19) kemarin," sambungnya.

Salah satu alasannya adalah lantaran Covid-19 ini merupakan pandemi global.

Baca Juga: Bak Angin Segar, Seorang Ahli Mengatakan Keinginan Berakhirnya Virus Corona di Bulan Juli Bisa Saja Terwujud, Asal Hal Penting Ini Dilakukan

Oleh karena itu, masalah tak serta-merta selesai meskipun tak ada penambahan kasus baru di Indonesia.

Sebab, bahaya bertambahnya kasus baru masih akan berpotensi muncul, salah satunya dari kedatangan warga negara asing ke Indonesia.

Baca Juga: Sederet Ahli Hingga Paranormal Berlomba-lomba Beberkan Prediksi Covid-19, Tangan Kanan Presiden Joko Widodo Beri Reaksi Keras: ‘Masyarakat Jangan Hanya Dijejali Janji Kapan Virus Corona Berakhir’

"Oleh karena itu, kami tidak akan mudah untuk mengatakan bahwa dengan semuanya, Indonesia masyarakatnya berperan lantas masalah ini selesai. Tidak. Ini pandemi. Artinya kita ingat negara lain," ujar Yuri.

"Ini bukan sesuatu yang simpel, sederhana. Yang kemudian dengan mudahnya untuk kita sampaikan ke siapapun bahwa ini kapan ini bahwa ini nanti berakhir tanggal ini, enggak seperti itu," imbuhnya.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong Prediksi Berakhirnya Virus Corona di Bulan Juli Mulai Bermunculan, Ahli Justru Bongkar Fakta Mengejutkan, 'Justru Akan Alami Peningkatan'

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "Yurianto: Jika Juli Covid-19 Mereda, Jangan Bayangkan Kondisi Segera Normal seperti Sebelum Pandemi".