Ngotot Pulang Paksa Saat Sedang Menjalani Perawatan, Warga di Jawa Timur Kini Tewas Akibat Covid-19 dan Menyebabkan 174 Orang Pelayatnya Menjadi ODP

By Shinta Dwi Ayu, Rabu, 6 Mei 2020 | 05:30 WIB
ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19 (tangkapan layar Instagram.com/gosipnyinyir2)

Nakita.id - Tenaga medis saat ini masih harus bersikukuh memerangi wabah virus corona

Bagaimana tidak? Setiap hariya masih saja banyak korban yang terus berjatuhan bahkan meninggal. 

Ditambah lagi dengan kejadian para pasien yang mengamuk, berusaha kabur, dan bahkan meminta pulang paksa.

Hal tersebut menjadi ujian tersendiri bagi para tenaga medis baik, dokter, maupun tim perawat. 

Baca Juga: Satu Lagi Kabar Baik di Awal Bulan, Meski Jumlah Pasien Positif Virus Corona Masih Bertambah, Kasus di Wilayah Ini Justru Diketahui Stagnan dalam 3 Hari, di Mana?

Seperti salah satu pasien di kota Batu, Jawa Timur yang memaksa pulang dam memilih dirawat di rumah. 

Namun, tak selang beberapa lama akhirnya pasien tersebut pun dinyatakan meninggal dunia.

Bahkan hal itu berimbas pada 174 orang yang melayat pasien corona tersebut. 

Warga belum mengetahui bahwa pasien tersebut positif corona karena sebelumnya sudah diperbolehkan pulang. 

Melansir dari kanal Youtube Inews Selasa, (04/05/2020), satgas Covid-19 pun saat ini rutin melakukan pemeriksaan kepada 174 orang pelayat yang saat ini ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP). 

Baca Juga: Enggak Habis Pikir! Gara-gara Hal Ini, Seorang Pasien Virus Corona di Samarinda Ngamuk & Nekat Lakukan Aksi ‘Brutal’, Ancam dengan Pecahan Beling Hingga Pukul Tenaga Medis

174 orang ini dinyatakan memiliki riwayat interaksi dengan pasien Covid-19 tersebut yang baru saja meninggal dunia.

Dari 174 (ODP) 13 orang diantaranya harus melakukan test cepat karena memiliki merawat, memandikan, dan memakamkan jenazah. 

Dari 13 orang tersebut 3 orang diantaranya reaktif corona, dan langsung menjalankan test swab. 

Ketiga orang tersebut pun langsung menjalankan karantina mandiri di dalam satu rumah.

Pasien tersebut meninggal sebelum hasil swabnya keluar dan dinyatakan positif. 

"Di rawatnya di rumah sakit, jadi memang informasi yang kita dapatkan bahwa yang bersangkutan meminta pulang paksa. Padahal saat itu masih dilakukan uji test swab dan belum keluar," ungkap salah seorang warga.

Kini satu desa tersebut pun melakukan karantina sesuai dengan anjuran dari Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Tak Kuasa Menahan Kesedihan, Najwa Shihab Hanya Bisa Tertunduk Dengarkan Curhatan Pilu Seorang Sopir Ambulan Pengantar Jenazah Covid-19, 'Saya Ingin Teriak'