Nakita.id - Ibu hamil sebenarnya perlu melakukan cek kesehatan saat hamil secara tuntas untuk benar-benar menjamin keamanan dan kelancaran hingga nanti melahirkan, misalnya melalui pemeriksaan laboratorium.
Baca juga : Viral! Bayi ini Lahir dengan Berat 5,7 Kg, Pihak Rumah Sakit Terkejut
Sebaiknya pemeriksaan lab ini dilakukan sebelum kehamilan, tapi pada kenyataannya sering dilakukan di awal pemeriksaan kehamilan.
Umumnya pemeriksaan lab meliputi:
- Pemeriksaan urine lengkap, meliputi kadar gula, protein, dan bakteri uria dalam urine.
- TORCH, untuk mendeteksi infeksi TORCH, yaitu Toksoplasmosis, Other (antara lain Sipilis, Klamidia, dll.), Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes. Infeksi TORCH pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, serta kelainan/kecacatan janin.
- Kadar hemoglobin (sel darah merah), untuk mengetahui apakah ibu terkena anemia atau tidak.
- Anemia membuat ibu hamil mudah lelah dan dapat berbahaya jika terjadi perdarahan saat hamil serta melahirkan.
Baca juga : Dads Tolong Lakukan ini Saat Bercinta Agar Moms Lebih Cepat Orgasme
- Golongan darah dan rhesus (Rh), untuk mendeteksi kalau-kalau ada ketidaksesuaian golongan darah dan rhesus, terutama pada ibu hamil golongan darah O dan rhesus negatif.
- Ketidakcocokan dapat menyebabkan gangguan pada bayi.
- Selain itu, pemeriksaan ini juga penting bila dibutuhkan transfusi darah selama hamil atau saat melahirkan.
- Tes darah khusus untuk kelompok berisiko, yaitu tes untuk mendeteksi penyakit yang membahayakan janin (seperti diabetes dan HIV), kelainan genetik yang bisa memengaruhi janin (semisal talasemia), cacat janin atau triple-test (deteksi sindroma Down), serta pemeriksaan ACA (anticardiolipin) untuk mengetahui ada-tidak kelainan pengentalan darah.
Baca juga : Tidak Disangka! 5 Top Idol Korea ini Miliki Masa Lalu Memprihatinkan