Korban Virus Corona Tembus Angka 14 Ribu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Usulkan Cara Berbeda Ini untuk Memerangi Virus Corona: ‘Saya Yakin...’

By Ratnaningtyas Winahyu, Senin, 11 Mei 2020 | 08:25 WIB
Ikatan Dokter Indonesia menyarankan PSBB dilakukan berbasis komunitas terkecil (Kolase foto Kompas.com)

 

Nakita.id – Setelah dua bulan lebih dilanda virus corona, kini jumlah pasien Covid-19 di Indonesia telah menembus angka 14 ribu lebih.

Demi menekan angka tersebut, pemerintah pun menerapkan sejumlah kebijakan.

Salah satunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Mulai dari DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Surabaya pun melakukan PSBB ini.

Baca Juga: Masyarakat Patut Waspada! Puncak Wabah Virus Corona Diprediksi Akan Terjadi Pertengahan Mei Ini, Perkiraan Jumlah Pasiennya Sungguh Mengejutkan

Menyoroti hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia memberikan tanggapannya.

Mengutip dari Kompas.com, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menyarankan PSBB dilaksanakan berbasis komunitas terkecil.

“Barangkali akan lebih tepat PSBB itu dikerjakan berbasis komunitas terkecil, desa atau RT/ RW, karena kalau berbasis komunitas terkecil maka pendisiplinan dan pengawasan itu akan lebih bagus,” ujar Daeng dalam diskusi daring, Minggu (10/5/2020).

Baca Juga: Tanda-tanda Pandemi Corona Segera Berakhir Memang Benar Adanya, Ilmuwan Dunia Bagikan Hasil Penelitian yang Melegakan Bahwa Virus Corona Kian Melemah, Ini Buktinya

Menurutnya, PSBB berbasis komunitas terkecil ini dapat diterapkan dengan melibatkan aparat keamanan, petugas kesehatan, hingga tokoh masyarakat di desa tersebut.

Daeng pun memberi gambaran, masyarakat bisa mendirikan pos jaga di setiap desa untuk mengawasi mobilitas warganya.

Kemudian, masyarakat di desa tersebut menyediakan tempat untuk karantina umum.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Corona, Felicya Angelista Justru Terciduk Sedang Terkulai Lemas hingga Merintih Kesakitan yang Membuat Caesar Hito Panik Bukan Kepalang, 'Aduh Sakit Banget'

Hal ini menjadi penting, karena tidak semua orang penduduk memiliki fasilitas yang memadai untuk karantina.

Adanya tempat tersendiri untuk karantina pasien juga dinilai akan memudahkan pengawasan serta observasi oleh petugas kesehatan.

“Ini kan ada arus datang, pemudik, pekerja migran, dengan kondisi kultur di desa yang guyub, satu rumah kadang-kadang ditempati lebih dari satu kepala keluarga, itu kalau harus dikarantina di rumahnya sendiri itu mengalami kesulitan dan tetap akan berisiko menimbulkan penularan,” jelasnya.

Baca Juga: Triknya Terbilang Tak Biasa, Pemerintah Kota Ini Pilih Cara Lunak Cegah Penyebaran Corona dengan Kotoran Ayam, Kok Bisa?

Tak berhenti sampai di situ, aparatur di desa juga dinilai perlu ikut melakukan penelusuran terhadap warga desa yang pernah kontak dengan pasien Covid-19.

Dengan cara ini, Daeng yakin hal ini dapat lebih efektif mencegah penyebaran virus corona.

Baca Juga: Meski Sudah Diizinkan Beroperasi Kembali, Bukan Hanya Sekadar Putar Balik Ternyata Ini Hukuman Bagi Transportasi yang Nekat Tetap Mudik, 'Kandangkan!'

Akan tetapi, yang tidak boleh dilupakan adalah tetap disiplin serta patuh dengan instruksi dari seluruh kepala daerah.

“Saya yakin dengan opsi kebijakan apapun yang diambil, ini akan mendorong PSBB lebih disiplin dan lebih efektif,” pungkasnya.

Baca Juga: Setelah Berbulan-bulan Menjadi Musuh Besar Umat Manusia, Kini Baru Terbongkar Obat Mujarab yang Diklaim Dapat Memerangi Wabah Virus Corona Hanya dalam Waktu 11 Hari