Bukannya Untung Malah Buntung, Ahli Epidemiologi Sebut Dibukanya Kembali Tempat Wisata Selama Pandemi Hanya Akan Mengundang Bahaya: ‘Belum Tepat untuk Saat Ini’

By Ratnaningtyas Winahyu, Kamis, 21 Mei 2020 | 12:55 WIB
Candi Borobudur akan kembali dibuka setelah hampir 3 bulan ditutup (Kompas.com/Amir Sodikin)

“Dengan telah diterapkannya the new normal pariwisata, diharapkan dapat membangun kepercayaan wisatawan, sehingga dunia pariwisata dan perekonomian di kawasan ini dapat bangkit kembali," ujar Edy Setijono.

Melihat hal tersebut, Epidemiolog Indonesia kandidat doktor pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan, pembukaan lokasi wisata di masa pandemi bukanlah sesuatu yang prioritas.

Tak hanya itu, Dicky bahkan menyebut pembukaan tersebut justru cenderung berbahaya lantaran dapat menimbulkan kluster baru.

Baca Juga: Belum Selesai Perjuangan Perangi Wabah Virus Corona, Salah Satu Wilayah di Indonesia Ini Justru Dihantam Bencana Dahsyat, Sejumlah Orang Jadi Korban Jiwa hingga Ratusan Rumah Porak Poranda

"Saya melihat belum tepat untuk situasi saat ini. Berbahaya, karena berpotensi terjadinya penularan dan timbul kluster baru," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

Kalaupun sudah bisa dibuka, hal pertama yang bisa dibuka setelah memasuki masa new normal adalah kantor, bukan tempat wisata.

Meski alasannya untuk membuka kembali perekonomian, menurutnya keputusan tersebut tidaklah tepat.

Sebab, pengendalian pandemi harus diutamakan daripada lainnya.

Baca Juga: Gembar-gembor Sekolah Kembali Dibuka di Pertengahan Tahun, Kemendikbud Akui Sudah Siapkan Segala Jenis Skenario Sambut Tahun Ajaran Baru