Bukannya Untung Malah Buntung, Ahli Epidemiologi Sebut Dibukanya Kembali Tempat Wisata Selama Pandemi Hanya Akan Mengundang Bahaya: ‘Belum Tepat untuk Saat Ini’

By Ratnaningtyas Winahyu, Kamis, 21 Mei 2020 | 12:55 WIB
Candi Borobudur akan kembali dibuka setelah hampir 3 bulan ditutup (Kompas.com/Amir Sodikin)

Nakita.id – Sudah dua bulan lebih Indonesia dilanda wabah virus corona.

Meski korban masih terus berjatuhan, wacana kembali dibukanya ruang-ruang publik, seperti mal, pasar, dan perkantoran pun mulai terdengar.

Tak hanya itu, beberapa tempat wisata di Indonesia juga dikabarkan akan kembali dibuka di masa pandemi ini.

Baca Juga: Seolah Jalan di Tempat, Mantan Partner Presiden Joko Widodo Sentil Habis-habisan Cara Pemerintah Membasmi Virus Corona: ‘Kebijakan yang Satu Tidak Sinkron dengan yang Lain’

Mengutip dari Antara via Kompas.com, Senin (18/5/2020), pihak PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) mengatakan akan membuka kembali operasional taman wisata candi beserta fasilitasnya.

Pembukaan tersebut rencananya akan dilakukan pada 8 Juni 2020, setelah ditutup selama kurang lebih 3 bulan.

Direktur Utama PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono, pun mengklaim bahwa pihaknya tengah bersiap menuju the new normal pariwisata.

Baca Juga: Korban Virus Corona Sudah Hampir Tembus 20 Ribu, Anak Buah Presiden Joko Widodo Justru Berniat Bakal Segera Longgarkan PSBB: ‘124 Kabupaten dan Kota Siap Dibuka’

“Dengan telah diterapkannya the new normal pariwisata, diharapkan dapat membangun kepercayaan wisatawan, sehingga dunia pariwisata dan perekonomian di kawasan ini dapat bangkit kembali," ujar Edy Setijono.

Melihat hal tersebut, Epidemiolog Indonesia kandidat doktor pandemi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyatakan, pembukaan lokasi wisata di masa pandemi bukanlah sesuatu yang prioritas.

Tak hanya itu, Dicky bahkan menyebut pembukaan tersebut justru cenderung berbahaya lantaran dapat menimbulkan kluster baru.

Baca Juga: Belum Selesai Perjuangan Perangi Wabah Virus Corona, Salah Satu Wilayah di Indonesia Ini Justru Dihantam Bencana Dahsyat, Sejumlah Orang Jadi Korban Jiwa hingga Ratusan Rumah Porak Poranda

"Saya melihat belum tepat untuk situasi saat ini. Berbahaya, karena berpotensi terjadinya penularan dan timbul kluster baru," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

Kalaupun sudah bisa dibuka, hal pertama yang bisa dibuka setelah memasuki masa new normal adalah kantor, bukan tempat wisata.

Meski alasannya untuk membuka kembali perekonomian, menurutnya keputusan tersebut tidaklah tepat.

Sebab, pengendalian pandemi harus diutamakan daripada lainnya.

Baca Juga: Gembar-gembor Sekolah Kembali Dibuka di Pertengahan Tahun, Kemendikbud Akui Sudah Siapkan Segala Jenis Skenario Sambut Tahun Ajaran Baru

"Ini (membuka kembali perekonomian) yang salah kaprah. Prinsipnya lebih baik bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian. Mencegah lebih baik dari mengobati," sambungnya.

Menanggulangi pandemi itu adalah untuk memprioritaskan kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, sebelum memutuskan pembukaan suatu tempat wisata, mal atau tempat lain yang akan memungkinkan banyak orang datang, maka harus dilakukan penilaian risiko atau kajian risiko.

Dicky mengatakan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi atau status pandemi Covid-19 di wilayah tersebut, apakah masuk zona berbahaya atau tidak.

Baca Juga: Sesumbar dengan Bilang Sunda Empire Adalah Pemilik Bumi dan Bisa Basmi Wabah Covid-19, Rangga Sasana Justru Ketahuan Sakit Gejala Virus Corona: 'Sekarang Dia Diisolasi'

Selain itu, dilihat juga bagaimana kondisi penularan tingkat komunitasnya, kasus baru harian, dan sebagainya.

Perlu dilihat juga apakah pengelola sudah memiliki serangkaian mekanisme baru yang menjamin terjaganya kepatuhan terhadap jaga jarak, personal hygiene, dan lain-lain.

Terlebih lagi, daktor risiko datangnya orang dari luar daerah akan berpotensi membawa atau terpapar virus.

Dicky pun melihat Indonesia masih belum ke arah sana dalam waktu dekat.

"Intinya banyak hal yang harus disiapkan dan dipastikan sudah terkendali," pungkasnya.

Baca Juga: Gisel Anastastasia Bongkar Cara Keberhasilan Mendidik Buah Hati di Tengah Situasi Pandemi Virus Corona, 'Kita Enggak Bisa Menyeluruh Serahkan ke Sekolah Saja'

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tempat Wisata Dibuka Juni, Ahli Epidemiolog: Bisa Muncul Klaster Baru!".