Inilah 4 Fakta Tentang Stay At Home Dads yang Seringkali Keliru

By Kunthi Kristyani, Rabu, 27 Desember 2017 | 17:25 WIB
()

Nakita.id – Dads, tidak ada salahnya jika Dads memilih tinggal di rumah, tidak bekerja seperti laki-laki dewasa pada umumnya.

Di zaman sekarang ini, dengan kecanggihan teknologi tentu saja Dads bisa bekerja dari rumah.

Namun, beberapa orang masih memandang laki-laki dewasa yang hanya tinggal di rumah mengurus anak adalah pengangguran, padahal belum tentu.

Salah satu tren sosial paling penting dalam 20 tahun terakhir adalah meningkatnya jumlah SAHD(Stay At Home Dads).

Di Amerika Serikat, jumlah ini mencapai 1,9 juta atau menyumbang 16% dari populasi orangtua yang tinggal di rumah menurut data Sensus A.S. tahun 2015.

Bukankah dengan demikian Moms tidak perlu khawatir karena si kecil menjadi lebih dekat dengan ayahnya?

Nah, sayangnya tidak semua orang berpikiran demikian Moms, Dads.

Berikut ini beberapa kesalahpahan yang sering dipikirkan orang mengenai Stay At Home Dads.

BACA JUGA: Pria Brasil Jalani 10 Kali Operasi Plastik Agar Seperti Bintang Korea

1.Stay At Home Dads dianggap sebagai babysitter

Ketika Dads mengajak si kecil menemui teman-temannya atau sekedar berkeliling komplek, tentu banyak orang menanyakan “Dimana Ibunya? Mengapa Anda yang mengasuh anak?”

Sebenarnya ini adalah steorotip kuno.

Apakah seorang ayah yang berjalan-jalan dengan anaknya berarti babysitter-nya? Kan belum tentu.

Sayangnya pemikiran lama cenderung menempatkan ibu sebagai sosok yang mengasuh anak di rumah.

2.Stay At Home Dads adalah pemalas karena tidak mau bekerja

Siapa bilang tinggal di rumah dan merawat anak-anak itu mudah?

Siapa pun yang telah berpengalaman mengambil tanggung jawab utama merawat anak-anak tahu ini lebih dari sekadar pekerjaan penuh waktu.

BACA JUGA: Agar Tahun 2018 Lebih Sukses, Ini yang Harus Disiapkan Dari Sekarang!

Dads pastinya mengurus kebutuhan si kecil, kewajiban sekolah, mengajarkan si kecil bersosialisasi, dan lain sebagainya.

Selain mengurus si kecil, SAHD juga harus mengurus dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan rumah tangga.

Masih mau bilang SAHD adalah pemalas?

3.Stay At Home Dads adalah seseorang yang tidak bisa memperoleh pekerjaan

Menjadi SAHD kadang adalah sebuah pilihan.

Dads memilih untuk tinggal di rumah agar lebih dekat dengan keluarga misalnya yang terjadi pada orang yang bekerja di militer. 

Saat bertugas aktif, ayah ini bisa dikerahkan dari satu sampai tiga tahun dan jauh dari anak-anak mereka.

Baca juga: Menyentuh Hati, Istri Meninggal Saat Suami Ijab Kabul dengan Adiknya

Jadi tak heran banyak ayah militer, begitu mereka meninggalkan angkatan bersenjata, memilih untuk tinggal di rumah dan mengambil peran lebih aktif dalam kehidupan anak-anak mereka.

4.Stay At Home Dads tidak punya penghasilan

Hanya karena Dads memilih tinggal di rumah tidak berarti dia tidak berpenghasilan.

Dengan kemajuan teknologi dan internet berarti bekerja di kantor tradisional tidak lagi suatu keharusan.

Menurut Global Workplace Analytics, posisi kerja dari rumah di antara pekerja mandiri atau wiraswasta telah tumbuh sebesar 115%  sejak tahun 2005, yang hampir 10 kali lebih cepat dari jumlah tenaga kerja lainnya.

Selain itu, populasi digital yang terlibat dalam pekerjaan jarak jauh, telah berkembang dengan pesat, dengan 45% karyawan A.S bekerja dari rumah sesuai laporan tahun 2015 oleh Institut Teknologi New Jersey.

Jadi, hanya karena seorang ayah tidak masuk ke kantor tidak berarti dia tidak bekerja.