Tabloid-Nakita.com - Kehamilan kerapkali menimbulkan kecemasan pada Ibu, terutama untuk Ibu yang baru pertama kali hamil. Mulai dari mual muntah atau morning sickness, sensitif terhadap wewangian serta perubahan bentuk tubuh yang kian membesar. Kondisi tersebut tentu saja membuat Ibu menjadi depresi. Nah, disinilah diperlukan dukungan Ayah untuk membuat Ibu semangat menjalani hari-hari kehamilannya.
Berikut ini adalah dua bentuk dukungan penting Ayah untuk Ibu:
1. Memberikan ketenangan pada Ibu
Seiring dengan perubahan hormonal, pada trimester 2 ini Ibu dapat mengalami sejumlah perubahan fisik, seperti munculnya flek hitam pada kulit dan stretch marks. Terkadang Ibu juga bisa mengalami keluhan gusi berdarah, kaki kram saat bangun tidur, hingga berat badan yang mulai naik signifikan.
Perubahan-perubahan tersebut kadang membuat Ibu risau dan mengeluhkannya pada Ayah. Mohon Ayah mendengarkan keluhan tersebut dengan sabar, ya. Alih-alih menjauh dari Mama, berikan rasa aman dengan menyatakan kalimat-kalimat menenangkan dan tetap menunjukkan rasa ketertarikan pada Ibu.
Umpama, “Tenang saja, Bu, ini terjadi gara-gara kehamilan kamu. Di mata Ayah, Ibu tetap menarik karena kamu itu ibunya anakku.” Kalimat-kalimat seperti ini, selain menenangkan Ibu, juga akan menguatkan hubungan pernikahan di antara kedua pasangan.
Sebaliknya, Ibu sendiri juga perlu mawas diri. Jangan sampai kehamilan dijadikan alasan untuk membenarkan sikap yang terlalu sering mengeluh. Menyampaikan perasaan atau kondisi yang dialami selama hamil dengan jujur pada pasangan itu perlu, namun Ibu juga perlu mengatur emosi agar relasi suami istri tetap dapat berjalan harmonis.
Jika Ibu tidak menyadari sikapnya yang terlalu banyak mengeluh, Ayah bisa menyampaikannya pada Ibu. Misalnya dengan kalimat, “Ayah tahu, Ibu mengalami kesulitan dengan kehamilan ini, Ayah akan berusaha membuat Ibu menjadi nyaman. Tapi tolong bantu Ayah juga dengan menyamankan diri Ibu sendiri dan tidak terlalu banyak mengeluh.”
2. Membekali diri dengan informasi seputar kehamilan dan persalinan
Memahami apa yang terjadi pada diri Ibu dan calon buah hati selama 9 bulan kehamilan, juga apa yang akan dihadapi saat persalinan, akan membuat Ayah lebih bisa mendukung Ibu. Jika Ibu curhat mengenai keluhan kehamilannya, maka dengan pengetahuan yang dimiliki, Ayah pun bisa mengetahui apakah keluhan tersebut normal atau justru perlu diwaspadai.
Misalnya saja, bila Ibu mengalami perdarahan, tentu saja harus segera berkonsultasi dengan dokter obsgin. Akan lebih baik lagi bila Ayah ikut menjalin hubungan baik dengan dokter obsginnya. Jika ada kondisi yang menimbulkan kecemasan dan perlu jawaban segera, Ayah bisa langsung menghubungi dokter obsgin melalui telepon meski di luar jam praktik. Saat dilanda kecemasan, umumnya Ibu akan merasa panik dan tidak bisa berpikir, di situlah peran Ayah dibutuhkan untuk mengambil tindakan sekaligus menenangkan Ibu.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR