Sempat Bar-bar Jemput Jenazah PDP Sambil Bawa Senjata Tajam, 100 Warga Jadi ODP Secara Bersamaan, Begini Kisahnya

By Gabriela Stefani, Minggu, 7 Juni 2020 | 05:00 WIB
100 orang secara bersamaan menjadi ODP (Ilustrasi pasien covid-19) (Freepik)

Nakita.id - Sebuah rumah sakit di Makassar sempat dibuat heboh oleh sejumlah warga.

Pasalnya 100 orang mendadak menyerbu sebuah rumah sakit.

Baca Juga: Peti Jenazah Pasien PDP Covid-19 Jatuh Terbalik Saat Hendak Dikuburkan, Pihak Keluarga Justru Marah dan Langsung Ikut Turun Memakamkan

Tak dengan tangan kosong, melainkan membawa senjata tajam.

Peristiwa tersebut terjadi usai seorang pasien dalam pemantauan atau PDP dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga: Kisahnya Menyayat Hati, Wanita Ini Meronta, Berteriak hingga Cegat Mobil Petugas Saat Bawa Jenazah Ibunya yang Saat Itu Berstatus PDP

PDP tersebut merupakan pasien dari RS Akademis Makassar yang dirujuk ke RS Dadi karena memiliki gejala penyakit seperti covid-19.

PDP diketahui mengidap batuk, demam tinggi, sesak napas, dan muntah-muntah.

PDP tersebut sempat dirawat selama 2 hari tetapi dinyatakan meninggap pada Rabu 3 Juni 2020.

Pihak rumah sakit pun mengurus dan mengkafani jenazah sesuai dengan protap covid-19.

Namun, rumah sakit mendadak didatangi oleh 100 warga dengan senajta tajam.

Baca Juga: Perawat Hamil 4 Berstatus PDP Bulan Meninggal Dunia Saat Masyarakat Memilih Berkerumun Baju Lebaran

"Baru rencana akan dikafani, dishalatkan dan dimakamkan protap Covid-19 di Maccanda, Gowa, eh, datang pihak keluarga langsung ambil paksa dan bawa pergi," ujar Direktur RS Dadi, Arman Bausat yang dikutip dari kompas.com.

Akibatnya pihak rumah sakit pun gagal mengambil hasil pemeriksaan swab pasien tersebut.

"Daripada dihalau, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi saya perintahkan langsung, biarkan saja agar tidak terjadi pertumpahan darah," papar Arman.

Baca Juga: Memaksa Tetap Kerja Padahal Berstatus PDP, Buruh di Surabaya Ini Sebarkan Virus Corona ke Satu Pabrik hingga 2 Orang Meninggal Dunia dan Ratusan Lainnya Positif

Dari rekaman CCTV rumah sakit, terlihat tujuh orang masuk ruang ICU dan membawa pergi jenazah tersebut begitu saja.

Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Sulsel Ichsan Mustari mengatakan, para penjemput itu langsung ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP).

Untuk mengantisipasi penularan, tim gugus tugas akan melakukan tracing pada keluarga dan rombongan yang mengawal kepulangan jenazah.

Tim gugus tugas juga akan memantau kondisi rombongan.

Baca Juga: Pasien PDP di Bali Ini Buat Semua Orang Kelimpungan Usai Lakukan 10 Kali Tes Swab, Perwakilan WHO Sampai Diminta Turun Tangan

"Iya. Jadi pemerintah daerah tetap mendatangi keluarganya untuk memberikan edukasi seperti itu. Semuanya harus mengikuti protokol supaya penyebaran bisa diputus," ujar Ichsan.

Tindakan intimidasi dengan membawa senjata tajam itu disayangkan oleh Ichsan.

Baca Juga: Bukan Kabar Enak Didengar, Pemerintah Akhirnya Blak-blakan Soal Data yang Sebenarnya Terkait Jumlah Kasus ODP dan PDP Covid-19 di Indonesia, Berapa?

"Kami berharap semua harus saling menjaga karena tujuan kita di gugus tugas bagaimana menjaga protokol itu bukan untuk kita, tapi untuk masyarakat," kata Ichsan saat dihubungi Kompas.com.

Dampak dari kejadian tersebut membuat 100 orang ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) secara serentak.