Meninggal Dunia karena Serangan Jantung, Pramono Edhie Wibowo Sempat Diminta Tak 'Sentuh' Makanan Penyebab Jantung Setelah Donorkan Sumsum ke Ani Yudhoyono

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Minggu, 14 Juni 2020 | 12:38 WIB
Pramono Edhie (kanan) susul kepergian Ani Yudhoyono (kiri) untuk selama-lamanya (Kolase Instagram/@aniyudhoyono dan Tribunnews.com/BIAN HARNANSA)

Nakita.id - Kabar duka kembali melingkupi mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Setelah kehilangan istri dan ibu kandungnya, kini ia harus kehilangan adik iparnya yang bernama Pramono Edhie Wibowo.

Melansir dari Kompas.com, Pramono Edhie meninggal dunia pada Sabtu (13/6/2020) karena serangan jantung.

Kabar duka ini disampaikan oleh mantan Wasekjen Parta Demokrat, Rachard Nashidik, melalui pesan singkat.

Baca Juga: Kabar Duka Kembali Datang dari Keluarga SBY, Adik Kandung Ani Yudhoyono Tutup Usia karena Serangan Jantung

"Innalillahi wainailaihi rojiun, telah meninggal dunia malam ini Bapak Pramono Edhie Wibowo di RS Cimacan. Informasi selanjutnya akan disampaikan kemudian," ujar Rachland sebagaimana dikutip dari pesan singkat.

Mengutip dari Kompas.com, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini, dikabarkan tutup usia di RSUD Cimacan, Cianjur, Jawa Barat.

Adik kandung dari Ani Yudhoyono ini meninggal dunia pada usia 65 tahun pukul 19.45 WIB.

Sebelum meninggal dunia, nama Pramono Edhie sempat ramai diperbincangkan saat sang kakak, Ani Yudhoyono jatuh sakit.

Awal 2019 lalu, Ani Yudhoyono dirawat secara intensif di University Hospital Singapura.

Ani Yudhoyono dikabarkan mengalami kanker darah dan membutuhkan donor sumsum tulang belakang untuk kesembuhannya.

Pramono Edhie-lah yang berhasil mendonorkan sumsum tulang belakangnya untuk kesembuhan sang kakak.

Sebelum menjadi donor, tentu saja berbagai tes telah dijalani Pramono Edhie dan Ani Yudhoyono.

Melansir dari Kompas.com, hasil tes menunjukkan kalau Pramono Edhie Wibowo paling cocok menjadi pendonor sungsum tulang belakang untuk Ani Yudhoyono.

Baca Juga: Viral! Bayi Alami Kebocoran Sumsum Tulang hingga Hampir Lumpuh karena Dicium Paksa, Ini Kisahnya

Hal tersebut disampaikan langsung oleh putra sulung SBY dan Ani Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ia menyebut pamannya itu memiliki kesamaan delapan parameter darah yang dibutuhkan oleh dokter untuk transplantasi sungsum tulang belakang.

Meski demikian, AHY tak menyebutkan secara rinci apa parameter yang dimaksud.

"Yang pasti, delapan parameter darah yang dibutuhkan dokter ada di adik Ibu Ani Yudhoyono. Kami bersyukur karena tidak sampai mencari ke mana-mana, bahkan sampai ke seluruh dunia," kata AHY di Surabaya, Rabu (27/3/2019).

Dari hasil tes darah seluruh keluarga besar, Pramono Edhie-lah yang dinilai paling cocok menjadi pendonor karena memenuhi semua kriteria yang dibutuhkan dokter.

"Delapan parameter dibutuhkan dokter ternyata ada semua di Pramono Edhie Wibowo. Keluarga yang lain mungkin hanya memenuhi empat parameter," imbuh AHY.

Melansir dari Sajian Sedap, sebagai pendonor sumsum tulang belakang, tentu Pramono Edhie memiliki aturan ketat, terutama masalah menu makanan.

Salah satu prosedur untuk jadi pendonor adalah pemeriksaan kesehatan jantung.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Jalani Tes Sumsum Tulang Belakang Usai Keluar dari ICU, Ketahui Risiko dan Efek Samping Bagi Pendonor Sumsum Tulang Belakang

Untuk itu, Pramono sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung.

Beberapa makanan yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung justru sangat enak.

1. Pizza

American Heart Association meletakkan pizza di ranking kedua dari enam jenis makanan asin.

Bukan hanya garam, pizza juga kaya akan kandungan lemak jenuh.

Oleh karena itu, batasi konsumsi pizza atau pilihlah pizza sayuran atau jamur saja.

2. Roti dan kue kering

Kue dan roti, khususnya yang dijual di toko mengandung banyak gula.

Beberapa di antaranya terbuat dari lemak jenuh (seperti minyak sawit dan butter) atau lemak trans.

3. Gorengan

Beberapa studi berhasil menghubungkan makanan gorengan seperti french fries, ayam goreng dan gorengan lain pada peningkatan risiko penyakit jantung.

Metode penggorengan konvensional menciptakan jenis lemak trans, lemak yang terbukti meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik.

Tak hanya Pramono, sebaiknya kita juga mulai mengurangi konsumsi makanan tersebut untuk kesehatan jantung.

Baca Juga: Sambut Ramadhan Pertama Tanpa Ibu Mertua di Tengah Wabah Corona, Annisa Pohan: 'Bahagia Sekaligus Sedih'