Selama Ini Dianggap Sama, Ternyata Ini Bedanya Hiperseks dengan Libido Tinggi

By Cecilia Ardisty, Selasa, 16 Juni 2020 | 19:30 WIB
Ilustrasi berhubungan intim (ijeab)

Nakita.id - Moms dan Dads pasti pernah mendengar istilah hiperseks.

Melansir dari Kompas.com, hiperseks merupakan golongan ke dalam gangguan yang disebut kecanduan seks.

Hiperseks dikatakan kecanduan karena keinginan untuk melakukan hubungan intim sulit dikontrol.

Baca Juga: Tanpa Tedeng Aling-aling Ceritakan Kehidupan Ranjangnya, Pengakuan Nikita Mirzani Ini Buat Melaney Ricardo Syok: 'Yang Bener Lu!'

Hiperseks sebetulnya bisa digolongkan ke dalam gangguan yang disebut kecanduan seks.

Disebut kecanduan karena berupa keinginan atau perilaku yang sulit dikontrol sampai berdampak negatif terhadap kesehatan, pekerjaan, relasi dengan orang lain, dan aspek-aspek kehidupan lainnya.

Sebenarnya, seperti apa ciri-ciri seseorang yang mengalami hiperseks? Ketidakmampuan untuk menahan dorongan seksual.

Baca Juga: Berhubungan Intim Ternyata Ampuh Tingkatkan Imunitas Tubuh, Simak Panduannya Ini!

Tidak mampu menghormati batasan yang diterapkan oleh orang yang menjadi obyek dorongan seksualnya.

Terobsesi untuk menarik hati orang lain, sensasi jatuh cinta, dan memulai relasi romantis yang baru.

Akibatnya, penderita selalu gagal dalam menjaga hubungan dengan pasangan.

Tidak adanya keterikatan ketika melakukan hubungan intim, sehingga tidak mampu memberi kepuasan emosional.

Baca Juga: Sebut Hasrat Ranjang Kiwil Buatnya Jijik, Meggy Wulandari Ungkap Tak Inginkan Harta Gono-gini dari Sang Pelawak, Tapi Harus Nafkahi Segini untuk Anak-anaknya

Merasa sangat terdorong untuk melakukan aktivitas seks tertentu. Merasakan hilangnya perasaan tertekan setelah melakukannya, tetapi sekaligus merasa malu dan menyesal.

Terus melakukan aktivitas seksual meskipun ada konsekuensi yang serius dari aktivitas tersebut, seperti tertular infeksi menular seksual, putus hubungan dengan pasangan, menjadi skandal di tempat kerja, bahkan terlibat masalah hukum.

Menghabiskan waktu dan tenaga yang berlebihan hanya demi memenuhi dorongan seksual dan memenuhi fantasi seksual yang intens.

Mengorbankan relasi sosial, pekerjaan, atau aktivitas rekreasi yang lain demi memenuhi dorongan seksual.

Ketika dorongan seksual tidak terpenuhi, timbul perasaan cemas, tertekan, gelisah, bahkan perilaku agresif.

Menggunakan aktivitas seksual sebagai pelarian dari masalah-masalah lain, misalnya kesepian, depresi, stres, dan kecemasan.

Pengidap hiperseks, baik wanita maupun pria, umumnya tidak menyadari bahwa dirinya menderita gangguan ini.

Oleh karena itu, butuh bantuan dari orang-orang di sekitarnya untuk menyadarkan penderita dan membujuknya untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis jiwa atau psikolog.

Baca Juga: Habiskan #FamilyQuality Dengan Kenalkan Pendidikan Seks pada Si Kecil, Bisa Jadi Sistem Perlindungan Diri Anak Sejak Dini

Itulah sebabnya, mengetahui ciri-ciri seorang hiperseks, penting, baik bagi pengidapnya ataupun orang-orang terdekatnya, agar bisa membantu mengobatinya.

Penderita kemudian akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis serta tingkat keparahan kondisi yang dialami.

Dokter juga akan membedakan apakah pasien benar-benar menunjukkan perilaku hiperseks atau sekedar mengalami libido yang tinggi.

Hiperseks vs libido tinggi

Hiperseks dan memiliki libido tinggi memang seringkali dianggap sama, padahal ada perbedaan antara hiperseks dari kondisi gairah seks yang tinggi:

- Pengidap hiperseks umumnya tidak dapat mengendalikan dorongan dan perilaku seksualnya.

- Pengidap hiperseks akan tetap melakukan aktivitas seksual meskipun berbahaya atau membawa konsekuensi negatif.

- Lelaki dan perempuan yang memiliki libido tinggi memang memiliki ketertarikan seksual pada orang lain, tapi bukan hanya itu yang menjadi fokus mereka.

Baca Juga: Dibuat Gelap Mata karena Ketenaran, Artis Cantik Ini Berani Cicipi Seks Bebas dan Narkoba di Usia Belia, Siapa?

Tak hanya libido pria, gairah seksual wanita juga bisa terganggu. Salah satu jenis gangguan libido pada wanita, yaitu hypoactive sexual desire disorder (HSDD).

Kondisi ini menyebabkan kurangnya minat wanita terhadap seks. Dari waktu ke waktu, seseorang sebetulnya mengalami perubahan akan gairan seksual.

Namun, jika penurunan libido terjadi terus menerus bahkan mengganggu hubungan dengan pasangan maka kamu harus mengetahui penyebabnya.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ciri-ciri Orang Hiperseks, Apakah Sama dengan Libido Tinggi? "