94% Siswa Masih Harus Belajar Online di Tahun Ajaran Baru, Tangan Kanan Nadiem Makarim Beri Solusi Bagi yang Tak Memiliki Akses Internet untuk Sekolah Saat Pandemi

By Shinta Dwi Ayu, Rabu, 17 Juni 2020 | 17:00 WIB
Ilustrasi belajar dari rumah. (freepik)

94% Siswa Masih Harus Belajar Online di Tahun Ajaran Baru, Tangan Kanan Nadiem Makarim Beri Solusi Bagi yang Tak Memiliki Akses Internet untuk Sekolah Saat Pandemi

Nakita.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem pada Senin (15/06/2020) kemarin menyampaikan arahan terkait pembelajaran menjelang tahun ajaran baru di tengah pandemi.

Nadiem menyatakan, keselamatan dan kesehatan siswa diutamakan dalam menyelenggarakan kegiatan sekolah saat pandemi.

Nadiem juga menjelaskan, waktu yang tepat terkait kapan sekolah kembali dibuka akan dilakukan secara perlahan.

Baca Juga: Pergi ke Sekolah saat Pandemi Aman Kah? Ahli Bongkar Habis Plus Minusnya: 'Pikirkan Baik-baik'

Menurut berbagai pihak, plus minus sekolah saat pandemi tentu saja ada dan akan dirasakan oleh guru dan siswa.

Nadiem menuturkan, kini sekolah yang diperbolehkan buka dan diperkenankan kembali tatap muka hanya ada sekitar 6% karena berada di dalam zona hijau.

Sedangkan 94% sekolah lainnya diwajibkan tetap melakukan kegiatan belajar dan mengajar secara jarak jauh dan harus tetap interaktif.

"Pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring itu biasanya pembelajaran yang selama ini dilakukan secara interaktif melalui video, Zoom, Google Meet, dan lainnya," ujar Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D. selaku Plt Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Baca Juga: Hanya Manusia Biasa, Wali Kota Risma Terkulai Tak Sadarkan Diri Usai Memikul Beban Berat Surabaya Dicap Sebagai Wuhan-nya Indonesia, Begini Kondisinya Sekarang

Namun, kini yang menjadi permasalahan masih banyak guru dan siswa yang terkendala di jaringan internet.

Terutama bagi siswa yang memiliki ekonomi rendah, banyak yang mengeluhkan biaya untuk kouta internet.

Bahkan banyak pula siswa yang justru tidak mempunyai gawai untuk melakukan kegiatan belajar dari jarak jauh.

Hamid Muhammad juga menjelaskan, pihak Kemendikbud memang menyarankan agar kegiatan belajar dari jarak jauh tetap dilakukan secara interaktif apabila tidak ada kendala di jaringan internet.

Namun, jika ada kendala bagi siswa terkait biaya internet, dan juga guru yang masih sulit menggunakan teknologi dalam kegiatan belajar dan mengajar itu tidak dipaksakan.

Baca Juga: Kemendikbud Wujudkan Sinergi Tripusat Pendidikan Untuk Membangun Karakter Anak

Hamid juga menjelaskan, Kemendikbud memberikan solusi lain selain menggunakan jaringan internet.

Pembelajaran juga bisa dilakukan secara offline, atau bisa memanfaatkan buku pegangang yang harus dipinjamkan kepada siswa dari pihak perpustakaan sekolah.

"Mana kala ada hambatan terkait dengan akses internet, maka tidak harus online, ada pilihan offline, atau luar jaringan. Luar jaringan ini yang paling konservatif itu melalui buku pegangan siswa, kalau dulu buku pegangan siswa hanya boleh dipakai di sekolah, maka pada saat sekarang harus dipinjamkan kepada siswa agar bisa dipelajari di rumah," jelas Hamid.

Bisa juga menggunakan akses TV yang nanti programnya akan dilanjutkan oleh pihak Kemendikbud.

Apabila tidak memiliki akses TV, siswa bisa mendengarkan materi pembelajaran melalui jaringan radio lokal.

Selain itu pihak Kemendikbud juga kini sudah menyediakan dana bos yang bisa dimanfaatkan untuk membeli kouta internet terutama bagi siswa yang kurang mampu.

Baca Juga: Kabar Baik, Kemendikbud Rencanakan Siswa di Jakarta Kembali Belajar di Sekolah Mulai Juli 2020

"Diserahkan kepada masing-masing dinas, jadi ada dinas yang memprioritaskan untuk relaksasi dana bos misalkan untuk paket itu diutamakan bagi anak-anak yang kurang mampu," ungkap Chatarina Muliana Girsang, S.H., S.E., M.H, selaku Plt Inspektur Jendral.

Nah itu dia Moms solusi dari pihak Kemendikbud bagi siswa yang terkendala di akses internet saat melakukan kegiatan belajar jarak jauh.