Di Tengah Perjuangannya Sebagai Garda Terdepan, Nyawa 2 Tenaga Medis Wanita Ini Terancam Akibat Perampokan dan Pelecehan Berjam-jam di Dalam Angkot

By Gabriela Stefani, Rabu, 24 Juni 2020 | 13:45 WIB
2 tenaga medis dirampok dan dilecehkan di angkutan umum (ilustrasi perampokan) (Freepik)

Nakita.id - Disaat seluruh tenaga medis tengah berjuang melawan covid-19, nyawa dua orang petugas kesehatan wanita malah terancam.

Bukan karena penanykit, melainkan tindak kajahatan yang dialami di sebuah angkutan umum.

Baca Juga: Pernah Jadi Korban Perampokan, Begini Potret Rumah Diah Permatasari 'Si Manis Jembatan Ancol', Boiyen: 'Rumahnya Lega Banget Kaya Bandara'

Kedua tenaga medis tersebut yaitu SR yang merupakan seorang bidan dan RP selaku perawat.

Tenaga medis tersebut tengah naik angkot ke arah Citeureup pukul 21.30 WIB yang ternyata satu angkot dengan sepasang pria perampok.

Naasnya keduanya disekap selama empat jam hingga mendapatkan berbagai ancaman.

Baca Juga: Bak Benang Kusut, Suami Istri di Palembang Jalankan Skenario 'Keji' Pada Kakek 60 Tahun Hanya Agar Dapur Tetap Ngebul, 'Biar Dapat Duitnya'

SR pun membeberkan bahwa kedua perampok tersebut mengenakan masker dengan fisik tinggi besar serta rekan satunya lagi tampak berusia lanjut.

Merasa tak nyaman di dalam angkot RP pun meminta sopir angkot untuk menepi.

Bukan diberhentikan, tubuh SR dan RP justru langsung didorong ke lantai mobil oleh kedua penjahat tersebut.

Dalam posisi tengkurap, punggung SR dan RP ditindih dengan kaki para perampok dan tubuh ditutup dengan kain.

"Saya waktu di tengah jalan sudah seperti tidak sadarkan diri. Lemas banget tertutup begitu," kisah SR kepada Kompas.com, Selasa (23/6/2020).

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Pemuda Asal Karawang Ini Justru Apes Dibakar Hidup-hidup Saat Niat Kencan di Hotel, Ternyata...

"Saya tanya, 'Pak, kita di mana?'. Dia jawab, di Ciawi. Tapi pas sesekali saya lihat jendela, saya lihat ada plang RS Annisa, saya hafal ini di Cibinong," tambah SR.

SR pun mengaku menyatakan kepada para perampok bahwa dirinya mendapatkan shift pagi keesokan hari.

Seolah tak ada rasa kasian, tubuh kedua tenaga medis tersebut justru langsung diinjak.

"Kalau besok saya tidak kerja, nanti siapa yang bantu orang sakit?" kata SR.

Pertanyaan itu justru disambut bogem dari perampok. Kepalanya ditinju, lalu tubuhnya dihajar dengan sikut.

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Anak Dodi Triono yang Selamat, Begini Kabar Anette Kalila Pasca 3 Tahun Tragedi Penyekapan Pulomas

"Kalian sayang uang atau nyawa?" ancam para perampok yang menekankan gunting ke arah tubuh SR dan RP.

Demi menyelamatkan diri mereka, para tenaga medis tersebut pun memberikan dompet, ponsel, kalung, dan gelang agar tetap selamat.

Belum bisa bernapas lega, para perampok meminta para tenaga medis menyebutkan pin ATM miliknya.

Tak ingin langsung memberikan pinnya, RP mengaku memberikan pin yang salah.

"Kami dibawa keliling dan disuruh ngaku PIN-nya berapa. Kalau masih belum jujur juga, katanya tidak akan dipulangkan sampai besok-besoknya pun enggak bakal disuruh keluar, katanya gitu," ujar SR.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Pamer Foto Azka Berpenampilan Bak Perampok, Warganet Malah Sebut Nama Rezky Aditya, Kenapa?

"Kalau sampai satu kali lagi tidak bisa dan ini (kartu ATM) tertelan, kalian nanti yang akan kita telan," lanjut SR menirukan ancaman perampok malam itu.

Akibat ketakutan, para perampok pun berhasil mengambil uang dari ATM RP sebesar Rp2,8 juta.

"Mana lagi yang masih ada isinya?" hardik para perampok.

Seolah belum juga puas, para perampok pun mengambil kartu Flazz dari dompet SR dan menganggepnya sebagai ATM.

"Itu Flazz, Pak!" bantah SR.

"Kamu jangan banyak ngomong. Berapa PIN-nya?"

Baca Juga: Jadi Sorotan Media Asing, Reputasi Pulau Bali Mendadak Tercoreng Karena Terungkapnya Kasus Ini

"Itu kartu Flazz untuk naik kereta atau busway, Pak," ujar SR.

"Kamu jangan bohong!" gertak perampok.

"Demi Allah, Pak," jawab SR.

"Jangan bawa-bawa nama Allah! Ngomong enggak?" balas perampok itu.

Tak puas juga, para perampok juga mencoba melakukan pelecehan seksual kepada kedua tenaga medis tersebut.

"Kepada saya dia bilang, 'Diam enggak!'. Kemudian perut saya digunting," kata SR.

"Kalau teman saya dia langsung teriak. Habis teriak, terus perampok itu langsung memukul terus bilang, 'Diam, makanya nurut!'"

Baca Juga: Biasa Perankan Tokoh Pembunuh dan Perampok, Aktor Bollywood Ini Ditemukan Tewas Mengenaskan di Rumahnya

"Akhirnya kita takut sampai diancam dengan bahasa tidak sopan, seperti akan diperkosa sampai dibunuh," ungkapnya.

Kedua tenaga medis tersebut pun dilepaskan dini hari pukul 02.00 WIB di Jalan Mayor Oking yang dikelilingi dengan perkebunan.

"Kalian jangan sampai teriak. Kalau teriak, kalian akan tanggung akibatnya. Akan kita kejar lagi. Kita enggak akan segan-segan membunuh," ujar SR menirukan ancaman terakhir yang ia terima.

Tanpa ponsel untuk memesan taksi online, dirundung trauma terhadap orang baru, mereka sempat jalan kaki menuju kediaman SR.

Baca Juga: Bukan Perampok, Ternyata Pria Ini Ancam Teller dan Rusak Kantor BNI Dumai

SR telah melaporkan kasus ini ke Polsek Cimanggis.

"Saya sih harapannya (perampok) ditangkap biar tidak ada korban-korban lainnya. Saya merasa beruntung, tidak sampai diapa-apakan, masih bisa selamat tanpa kurang apa pun juga, hanya barang-barang doang yang diambil," kata SR.

"Takutnya nanti ada korban-korban berikutnya yang lebih parah dari saya dan teman saya itu," pungkasnya.