Penelitian Terbaru Soal Virus Corona, Peneliti Sebut Covid-19 Bisa Serang dan Rusak Otak Manusia

By Riska Yulyana Damayanti, Jumat, 17 Juli 2020 | 05:15 WIB
Ilustrasi Covid-19 menyerang organ penting manusia (Pixaba.com/ geralt)

Penelitian Terbaru Soal Virus Corona, Peneliti Sebut Covid-19 Bisa Serang dan Rusak Otak Manusia

Nakita.id - Sebuah penelitian menjelaskan soal Covid-19 yang disebut bisa merusak organ penting manusia, Moms.

Seperti yang kita tahu, Covid-19 di dunia belum berakhir dan banyak ahli yang sedang membuat vaksinnya.

Sisi lain, berbagai penelitian dilakukan untuk melihat bagaimana sifat dari Covid-19 ini.

Salah satu penelitian yang dilansir dari The Economic Times (8/7/2020), menjelaskan soal Covid-19 yang bisa merusak otak.

Baca Juga: Ditemukan Virus Corona Pada Bungkus Makanan, Peneliti Beberkan Potensi Menularkan pada Siapa Saja yang Memegangnya

Tim dokter yang berbasis di Inggris pernah memperingatkan bahwa komplikasi COVID-19 bisa berpotensi fatal di otak termasuk delirium (gangguan mental serius), kerusakan saraf, dan stroke mungkin lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Infeksi COVID-19 yang parah diketahui menempatkan pasien pada risiko komplikasi neurologis, penelitian yang dipimpin oleh University Colle.

Tim melihat gejala neurologis dari 43 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 yang dikonfirmasi atau dicurigai.

Mereka menemukan 10 kasus disfungsi otak sementara, 12 kasus peradangan otak, delapan stroke dan delapan kasus kerusakan saraf.

Sebagian besar pasien dengan peradangan didiagnosis dengan ensefalomielitis diseminata akut (ADEM) - suatu kondisi langka yang biasanya terlihat pada anak-anak setelah infeksi virus.

Baca Juga: Cegah Anak Tertular Virus Corona Saat Gunakan Toilet Umum, Ini yang Harus Orangtua Lakukan

"Kami mengidentifikasi jumlah orang yang lebih tinggi dari yang diperkirakan dengan kondisi neurologis seperti peradangan otak, yang tidak selalu berkorelasi dengan keparahan gejala pernapasan," kata Michael Zandi, dari Queen Square Institute of Neurology dan University College London Hospitals NHS Foundation Trust.

Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Brain, menunjukkan bahwa tidak ada pasien yang didiagnosis dengan masalah neurologis memiliki COVID-19 dalam cairan serebrospinal mereka.

Hal itu menunjukkan bahwa virus tidak secara langsung menyerang otak mereka.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Wirang Birawa Kembali Ungkap Hal Mengejutkan Soal Virus Corona di Indonesia, 'Bakal Rame Nih Channel'

"Mengingat bahwa penyakit ini baru ada selama beberapa bulan, kita mungkin belum tahu apa yang bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang COVID-19," kata Ross Paterson dari Queen Square Institute of Neurology, UCL.

"Dokter perlu mewaspadai kemungkinan efek neurologis, karena diagnosis dini dapat meningkatkan hasil pasien," imbuhnya.

Sementara hasil penelitian menunjukkan bahwa komplikasi otak bisa lebih umum di antara pasien virus daripada yang diperkirakan.

Para ahli mengatakan itu tidak berarti bahwa kasus kerusakan otak tersebar luas.

Baca Juga: Mengapa Memakai Masker Itu Penting? Jawaban Lengkap Materi Belajar dari Rumah TVRI Kelas 1-3 SD

Covid-19 bisa rusak paru-paru

Melansir dari Kompas.com, Prof David Muljono selaku Deputy Director Eijkman Institute of Molecular Biology memberi perumpamaan paru sebagai spons yang diisi oleh lilin kemudian membeku.

“Itulah yang dilakukan virus corona terhadap paru. Paru diisi oleh cairan yang membeku. Tidak ada lagi rongga atau pori tempat terjadinya pertukaran oksigen,” jelasnya.

Baca Juga: Penelitian Soal Wanita Hamil yang Terinfeksi Covid-19 Berpotensi Menularkan pada Bayinya yang Baru Lahir Telah Dilakukan, Apa Hasilnya?

Bagian paru yang mengalami kerusakan pertama kali adalah area pinggir.

Selanjutnya, infeksi melebar ke bagian tengah paru dan lama-kelamaan paru menjadi padat.

Beberapa penelitian menunjukkan pasien yang pernah terinfeksi Covid-19 mengalami kerusakan paru permanen.

(Artikel ini telah tayang di GridHITS.id dengan judul "Serangan Virus Corona Belum Usai, Muncul Fakta Mengejutkan Soal Covid-19 yang Disebut Bisa Merusak Otak dan Saraf, Ini Kata Ahli")