Bila Ingin Sehat dan Berumur Panjang, Jangan Tunda-tunda untuk Terapkan Empat Pola Makan Berkhasiat Ini

By Diah Puspita Ningrum, Jumat, 17 Juli 2020 | 15:25 WIB
Menerapkan pola makan tepat agar berumur panjang (Pexels)

Nakita.id - Tidak bisa dipungkiri kalau konsumsi makanan sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh.

'Kamu adalah yang kamu makan' begitu istilahnya.

Yang kita makan akan menentukan tubuh kita menjadi sehat atau justru sebaliknya.

Apalagi ketika kalian ingin hidup tanpa mengidap penyakit dan berumur panjang.

Baca Juga: Cukup 1 Sendok Teh Setiap Hari, Cuka Apel Akan Berikan 5 Manfaat Luar Biasa Ini untuk Tubuh

Melansir dari Kompas.com, ada beberapa pola makan yang bisa Moms terapkan apabila ingin hidup sehat dan berumur panjang.

Beberapa cara ini diterapkan oleh orang-orang yang tinggal di zona biru, dengan populasi paling lama hidup dan dalam kondisi sehat.

Daerah itu adalah, Okinawa Jepang, Sardinia Italia, Nicoya Costarica, Icaria Yunani dan Loma Linda Califfornia.

Orang-orang di tempat tersebut memiliki kesamaan, yakni tentang pola makan dan gaya hidup.

1. Plant based diet / Makanan berbasis tumbuhan

Orang-orang di wilayah ini dikatakan mengonsumsi 90 persen makanan nabati.

Makanan nabati ini terbukti ramah untuk jantung, usus dan otak.

Selain itu, sayuran dan biji-bijian memiliki jumlah karbo lebih sedikit dibanding daging dan susu.

2. Banyak karbohidrat

Sekitar 65 persen kalori harian orang-orang di zona biru dipenuhi dalam bentuk karbohidrat.

Baca Juga: Moms Ingin Awet Muda Luar Dalam? Simak Tips Ampuh Merawat Kulit dari dr. Olivia Ong Hanya di Beauty Date 2020!

Namun karbohidrat yang dikonsumsi bukanlah dari makanan olahan, melainkan dari sayuran hijau, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Kacang, khususnya, mengalahkan semua jenis karbohidrat lainnya, yakni secangkir kacang bisa menambah 4 tahun harapan hidup.

3. Makan daging cuma sesekali

Dikatakan, kalau orang di zona biru hanya makan daging lima kali per bulan.

Bahkan, mereka tidak akan makan daging lebih besar dari tiga ons.

Ini masuk akal, jika dilihat dari perspektif ilmiah, daging mungkin mengandung protein, vitamin B, dan zat besi yang tersedia, tetapi terlalu banyak daging dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular dan kanker kolorektal.

4. Modifikasi puasa intermiten

Orang-orang di wilayah ini menerapkan modifikasi puasa intermiten, yakni sarapan seperti raja, makan siang seperti pangeran, dan makan malam seperti orang miskin.

Baca Juga: Hati Orangtua Mana yang Tak Hancur, Bocah Laki-laki Ini Meninggal Dunia Usai Lakoni Tes Swab untuk Deteksi Covid-19, Kok Bisa?

Mereka cenderung mengonsumsi makanan berkalori dalam 8 jam, dan menyisakan 16 jam agar sistem pencernaan beristirahat.

Ini berarti mereka makan lebih banyak pada saat sarapan dan makan malam lebih sedikit dan tidak makan larut malam.