Selalu Jadi Pusat Perhatian di Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI, Ternyata Begini Kisah Munculnya Paskibraka

By Cecilia Ardisty, Senin, 17 Agustus 2020 | 11:28 WIB
Paskibraka yang bertugas dalam Upacara Bendera 2017 silam (IRWAN RISMAWAN/TRIBUNNEWS)

Nakita.id - Saat Moms menonton Peringatan Hari Kemerdekaan RI pasti melihat Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka.

Berbeda dari tahun sebelumnya, hanya tiga orang Paskibraka yang ikut hadir Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-75.

Tiga orang Paskibraka itu adalah Indrian Puspita Rahmadhani (Pemegang Bendera Pusaka), I Gusti Agung Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata (Penggerek), dan Muhammad Adzan (Pembentang Bendera Pusaka).

Baca Juga: Terdepak karena Masalah Kewarganegaraan Saat Jadi Paskibraka Istana 2016, Begini Kabar Gloria Hamel Sekarang, Kuliah Jurusan HI hingga Jadi Pembicara

Peringatan Hari Kemerdekaan RI selalu ditandai dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka.

Tahun ini, perayaan HUT ke-75 RI berlangsung dalam suasana berbeda karena pandemi virus corona.

Demikian pula dengan komposisi Paskibraka. Pada 17 Agustus 2020, pasukan hanya beranggotakan delapan orang, tidak seperti tahun sebelumnya yang berjumlah hingga 68 orang.

Baca Juga: Meringis Menahan Sakit karena Kakinya Tertusuk Paku Paskibraka ini Tetap Selesaikan Tugas Kibarkan Bendera Merah Putih di Lapangan Penuh Lumpur!

Pada tahun ini, pemerintah tidak melakukan seleksi Paskibraka karena mengantisipasi penyebaran virus corona.

Berbicara mengenai Paskibraka, ada cerita sejarah panjang yang mengiringi perjalanannya hingga saat ini.

Awal dibentuk Sejarah pembentukan Paskibraka dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora RI) Nomor 0065 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (2015).

Baca Juga: Nestapa Berubah Jadi Bahagia, Siswa Gagal Paskibra yang Posisinya Disrobot Anak Pejabat ini Ketemu Jokowi dan Makan Bareng Petinggi Negara

Paskibraka dibentuk pada tahun 1946 atas perintah Presiden Soekarno kepada Mayor M. Husain Mutahar.

Awalnya, Soekarno ketika itu memanggil Mutahar yang tidak lain adalah ajudannya sendiri, untuk mempersiapkan upacara kenegaraan peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1946 di Halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta.

Saat itu, Ibu Kota RI dipindah ke Yogyakarta untuk sementara waktu karena situasi di Jakarta yang genting sejak kedatangan Belanda tak lama setelah kemerdekaan.

Pada 4 Januari 1946, situasi Jakarta sangat genting, sehingga Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia meninggalkan Jakarta menuju Yogyakarta dengan menggunakan kereta api.

Bendera Pusaka turut dibawa dan dimasukkan dalam koper pribadi Presiden Soekarno.

Upaya menumbuhkan rasa persatuan bangsa

Mutahar sempat berpikir bagaimana caranya upacara tersebut dapat menumbuhkan rasa persatuan bangsa.

Akhirnya, Mutahar memutuskan, saat pengibaran bendera pusaka sebaiknya dilakukan oleh para pemuda Indonesia.

Mutahar akhirnya menunjuk lima orang pemuda yang terdiri atas tiga orang putri dan dua orang putra sebagai perwakilan daerah yang berada di Yogyakarta untuk melaksanakan pengibaran bendera pusaka.

Baca Juga: Bikin Mendiang Ayahnya Bangga, Aaliyah Anak Sulung Adjie Massaid Jadi Petugas Pengibar Bendera dengan Cara Tak Biasa

Bukan tanpa alasan mengapa Mutahar hanya memilih lima pemuda dan pemudi. Alasannya, angka tersebut melambangkan Pancasila atau lima sila sebagai dasar negara Indonesia.

Pada 1950, saat Jakarta kembali menjadi Ibu Kota, Mutahar tidak lagi menangani Paskibraka.

Mutahar kembali menangani soal pengibaran bendera pusaka ketika dipanggil oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, pada tahun 1967.

Dengan ide dasar dan pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, Mutahar kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok.

Mutahar mengembangkan Paskibraka menjadi tiga kelompok yang seirama dengan momen 17-8-45 atau tanggal 17 Agustus 1945, yaitu: Kelompok 17 sebagai Pengiring atau Pemandu Kelompok 8 sebagai Pembawa atau Inti Kelompok 45 sebagai Pengawal Kala itu, dengan kondisi yang ada.

Mutahar melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Jenderal Soedirman Saat Bergerilya untuk Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, Materi Belajar dari Rumah TVRI SMP

Mulai tahun 1972, anggota Paskibraka merupakan siswa/siswi SMA utusan dari 26 provinsi di Indonesia.

Setiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja yang dinamakan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka.

Istilah Paskibraka sejatinya baru dicetuskan pada tahun 1973. Pencetusnya adalah Idik Sulaeman yang tidak lain adalah adik Husein Mutahar.

Adapun suku kata "pas" berasal dari kata Pasukan, paduan ucapan "kibra", berasal dari "pengibar bendera" dan suku kata "ka" dari kata pusaka.

Sejak itulah penyebutan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan singkatan akronim, Paskibraka (PAS-KIB-RA-KA).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah di Balik Sejarah Paskibraka, Berawal dari Perintah Presiden Soekarno"