Nakita.id - Fenomena alam memang tak dipungkiri sulit untuk diprediksi.
Namun, belakangan ini muncul rumor akan terjadi gempa besar dan tsunami pada tanggal 28 Agustus 2020.
Rumor tersebut bermula saat sebuah akun Facebook membuat keterangan berkaitan dengan gempa bumi di Sumba Timur, NTT.
Status tersebut diunggah akun Facebook Ma’fin Shyaputra, begini keterangannya:
“Perkirakan dari BMKG Sumba timur, pada hari Jumat tgl 28 Agustus, ada gempa yang sangat besar, dan itu di perkirakan ada tsunami.”
Kini viral dan jadi bahan omongan banyak orang, BMKG langsung angkat bicara.
Dilansir dari Kompas.com, Stasiun Geofisika Sumba Timur mengeluarkan surat imbauan.
Pengumuman dengan nomor GF.00.00/158/KWSI/VIII/2020 tersebut ditandatangani oleh Kepala Stasiun Geofisika Sumba Timur, Arief Tyastama.
Surat itu menyatakan bahwa BMKG tidak perna memrediksi gempa bumi dan tsunami yang disebut akan terjadi pada 28 Agustus 2020.
Dijelaskan pula bahwa gempa bumi dapat terjadi setiap saat dan belum ada teknologi yang mampu memrediksi dan menentukan waktu terjadinya.
Hal ini disebabkan sifat gempa yang dtaangnya tiba-tiba.
Berbeda dengan tsunami yang bisa diprediksi dengan melihat ukuran gelombang laut.
"Hingga saat ini, yang dapat diprediksi adalah potensi maksimum magnitudo dan dampak intensitasnya," ujar Kepala Bagian Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rudy Suhendar, Rabu (3/10/2018).
Rudy pun mengatakan, di beberapa wilayah telah tersebar peralatan pemantau guncangan.
"Kalau tsunami bisa dibuat alatnya.
"Tapi gempa kan bisa tiba-tiba," kata Rudy.
Selain hal tersebut, karena gempa bisa terjadi kapan saja.
Maka, BMKG mengimbau agar masyarakat lebih waspada.
Baca Juga: Lagi Digodok, Google Umumkan Ciptakan 'Seismometer Mini' di Android Untuk Mendeteksi Gempa Bumi
"Di manapun, wilayahnya harus melakukan kewaspadaan dan siap siaga terhadap gempa dan tsunami," jelas Rudy.
Lebih lanjut, BMKG berharap warga Sumba tidak perlu menanggapi rumor yang terlanjur viral dan belum bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Arief Tyastama menuturkan sampai sekarang belum ada tindak lanjut pelaporan akun Facebook yang membuat keterangan yang meresahkan warga itu.