Anak Suka Mengintil Kemana-mana, Bentuk Kecemasan Berpisah?

By Dini Felicitas, Jumat, 17 Maret 2017 | 23:30 WIB
Anak Suka Mengintil Kemana-mana, Bentuk Kecemasan Berpisah? (Dini)

Nakita.id - "Dear Ibu Mayke. Putri saya (9 bulan) selalu menangis kalau saya tinggal sendiri. Meskipun badan saya masih tertangkap oleh pandangan matanya dan suara saya masih jelas terdengar olehnya. Contohnya, ketika saya tinggal mengangkat telepon atau membukakan pintu saat ada tamu, langsung dia menangis. Apakah kondisi ini normal? Ketika sedang tertidur pulas pun, ia pasti terbangun lalu menangis ketika saya tinggal ke kamar kecil. Saya jadi khawatir dia menjadi anak yang tidak mandiri. Sekadar informasi, sebelumnya tidak ada trauma jatuh atau apa pun ketika ia sendirian. Saya sungguh menantikan penjelasan Ibu Mayke." (Lisa Pravitta – via e-mail)

Lisa, saya mempunyai sejumlah kasus anak yang suka mengintil (clingy), ke mana pun ibunya pergi, dia harus selalu berada di dekat ibunya. Ke kamar kecil pun, anak minta ikut masuk dan akan menangis keras kalau ditinggalkan di luar. Bersyukur Lisa segera  menyadari hal ini sehingga secepatnya bisa ditangani.

Gejala clingy merupakan salah satu bentuk kecemasan berpisah dari orang terdekat anak dan dianggap kejadian wajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa anak mempunyai reaksi yang sehat terhadap perpisahan, namun menjadi tidak sehat ketika gejala ini berlanjut terus sehingga dapat dikategorikan ke dalam gangguan kecemasan berpisah.

Tanda-tandanya, sampai dengan usia sekolah dasar ke atas, anak masih cemas berpisah dari orang terdekatnya. Walaupun sudah ada upaya yang dilakukan, tetap saja anak cemas ketika harus berpisah sehingga mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari dalam pertemanan, belajar di sekolah, dan lain-lain.

Lisa menyatakan bahwa tidak ada trauma apa pun ketika anak ditinggal sendirian, maka dugaan terbesar adalah pengasuhan yang terlalu protektif dan sebagian besar waktu anak hanya bersama Lisa, ia kurang bersosialisasi dengan orang lain.

Untuk mengatasi anak yang suka mengintil, sebaiknya mulai diperhitungkan agar anak secara berkala bertemu dengan orang lain dan minta mereka menemani anak sambil bermain sementara Lisa tetap berada di dekatnya. Momen yang tepat adalah ketika anak sehat, tidak mengantuk ataupun lapar.

Apabila Lisa harus menerima telepon atau membukakan pintu bagi tamu yang datang, hendaknya beritahukan bahwa Lisa akan mengangkat telepon atau membukakan pintu sebentar, jadi jangan secara tiba-tiba meninggalkannya. Kalau dia menangis, biarkan saja, kembali ke dekatnya dan katakan bahwa, “Mama tidak meninggalkan kamu.”

Bagaimana pula kondisinya ketika Lisa harus mandi atau ke kamar kecil? Apakah anak juga menangis? Bila kejadiannya seperti itu, sebaiknya Lisa bisa melatih anak dengan membiarkannya menunggu di luar kamar mandi untuk membuktikan bahwa sekalipun ibunya tidak kelihatan, tetap ada di dekatnya dan kembali padanya.

Sementara saran-saran tersebut yang bisa saya berikan, semoga Lisa bisa melatih si kecil menjadi lebih berani. Salam.

Oleh: Dra. Mayke S. Tedjasaputra, MSI, Play Therapist dan Psikolog