Nakita.id - Benyamin Sueb, seniman asli Jakarta tengah jadi sorotan publik pada Selasa (22/9/2020) ini.
Wajahnya terpampang di Google Doodle (22/9/2020), lengkap dengan ondel-ondel dan ikon Jakarta khas dirinya.
Bukan tanpa alasan, melansir dari Kompas.com, rupanya Google Doodle mencoba mengapresiasi sekaligus menengang pria yang akrab disapa Bang Ben ini karena 22 September 2018 lalu, resmi berdiri Taman Benyamin Sueb.
Taman Benyamin Sueb menjadi pusat budaya yang didedikasikan untuk menjunjung tinggi warisan budaya Betawi yang menjadi dedikasi Bang Ben pada masanya.
Pria kelahiran 5 Maret 1939 ini telah menciptakan banyak karya yang berpengaruh bagi masyarakat bahkan masih dikenang hingga saat ini.
Mengutip dari Wikipedia, Bang Ben menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.
Benyamin Sueb meninggal dunia pada 5 September 1995 setelah olahraga sepak bola.
Ia dikabarkan meninggal dunia karena menderita serangan jantung.
Jasadnya dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta, bersebelahan dengan makam Bing Slamet yang ia anggap sebagai guru, teman, dan sosok yang memengaruhi hidupnya.
Selain Benyamin Sueb, rupanya banyak artis yang meninggal dunia dengan penyebab tak jauh beda.
Kasus meninggal dunia setelah olahraga dialami oleh beberapa selebritis ternama Indonesia.
Sebut saja Adjie Massaid, pelawak Basuki, hingga Ashraf Sinclair.
Para selebritis tersebut kemudian didiagnosis mengalami serangan jantung dan meninggal dunia.
Mengutip dari p2ptm.kemkes.go.id, penyebab serangan jantung adalah tersumbatnya pembuluh darah yang menyuplai makanan ke otot jantung yang kemudian dikenal dengan nama pembuluh darah koroner.
Sumbatan ini bisa terjadi karena adanya plak, sobekan dinding jantung, adanya penumpukan lemak, hingga pembekuan darah.
Tak hanya karena keturunan dan adanya sumbatan seperti di atas, rupanya ada beberapa makanan yang bisa meningkatkan penyakit jantung.
Mengutip dari Time.com, beberapa makanan yang mampu meningkatkan penyakit jantung di antaranta.
1. Burger siap saji
Dr. Regina Druz, Kepala Kardiologi di Rumah Sakit St. John Episcopal di New York City mengatakan bahwa lemak jenuh yang terdapat pada hewan, terutama bila dikombinasikan dengan karbohidrat, diyakini memiliki efek buruk pada kesehatan jantung.
Ditambah lagi, restoran cepat saji dikhawatirkan menggunakan bahan-bahan berkualitas rendah dan metode memasak yang tidak sehat.
Karena itu, lebih baik mengurangi konsumsi makanan cepat saji seperti contohnya burger.
2. Permen
Selama bertahun-tahun, lemak dicap sebagai penyebab terbesar penyakit jantung.
Selain itu, tingginya konsumsi gula juga diketahui dapat menyebabkan penyakit jantung.
Para ahli mengatakan bahwa tingginya konsumsi gula tambahan dinilai dapat berkontribusi besar pada obesitas, kolesterol tinggi, dan diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.
"Beberapa tahun belakangan, perdebatan dalam kardiologi telah berputar dari lemak jenuh dan kolesterol menjadi gula," kata Druz.
"Jika harus menyebutkan satu bahan, saya akan mengatakan pada siapa pun yang memiliki riwayat penyakit jantung atau risiko penyakit jantung, harus menghindari gula tambahan dalam bentuk apa pun," sambungnya.
3. Soft drink dan minuman manis
Bagi banyak orang Amerika, sumber tambahan gula terbesar bukan berasal dari makanan, namun justru dari minuman.
Laporan pemerintah baru-baru ini menemukan bahwa lebih dari 60 persen anak-anak, 54 persen pria dewasa, dan 45 persen wanita dewasa mengonsumsi setidaknya satu minuman soda atau minuman manis dalam sehari.
4. Cookies
Sebagian besar makanan yang dipanggang, terutama yang diproduksi secara komersial biasanya mengandung banyak gula dan kemungkinan dibuat dengan lemak jenuh (seperti mentega atau minyak kelapa sawit) atau lemak trans (seperti minyak sayur terhidrogenasi parsial).
Lemak jenuh sendiri diketahui menjadi salah satu penyebab penyakit jantung.
5. Margarin
Margarin diketahui mengandung lemak trans yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung.
Umumnya, lemak trans terdapat pada margarin yang padat, yang mana sering dipasarkan sebagai alternatif yang lebih sehat daripada mentega.
Jika Moms masih ingin mengonsumsi margarin, pilihlah margarin yang lembut dan tidak mengandung minyak yang terhidrogenasi sebagian, atau gunakan minyak zaitun sebagai gantinya.