Pertama Kali Hamil? Yuk Cari Tahu Serotinus pada Persalinan dan Cara Mencegahnya

By Cecilia Ardisty, Senin, 5 Oktober 2020 | 07:04 WIB
Serotinus pada persalinan (freepik)

2. Risiko maternal

Serotinus pada persalinan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko bagi ibu, termasuk:

- Persalinan terhambat

- Kerusakan perineum

- Persalinan pervaginam instrumental

- Operasi caesar

- Perdarahan pascapartum

- Infeksi

Baca Juga: Ketubannya Berwarna Keruh Sampai Harus Meminimalisir Risiko, Bahayakah Proses Melahirkan Seperti yang Dijalani Citra Kirana?

Jika persalinan diinduksi sebelum rahim atau serviks berada dalam kondisi yang menguntungkan, dapat berdampak buruk pada ibu atau bayi, termasuk:

- Perlunya operasi caesar

- Persalinan lama

- Perdarahan pascapartum

- Melahirkan traumatis

Baca Juga: Begitu Lama Menanti Buah Hati, Saat Sudah Lahir Malah Dibuat Menangis hingga Tak Bisa IMD, Rianti Cartwright: 'Aku Sedih'

Gejala

- Saat pascakelahiran, neonatus memiliki jumlah lemak subkutan yang lebih rendah dari biasanya dan massa jaringan lunak yang berkurang

- Kulit mungkin kendur, bersisik, dan kering

- Kuku jari tangan dan kaki mungkin lebih panjang dari biasanya dan kuning karena mekonium

- Sebelum melahirkan mungkin ada gerakan janin yang berkurang

- Volume cairan ketuban yang berkurang dapat menyebabkan penurunan ukuran rahim

- Cairan ketuban bernoda mekonium dapat terlihat saat ketuban pecah

Cara mencegah

- Penggunaan ultrasonografi pada awal kehamilan untuk penentuan tanggal yang tepat dianggap mengurangi jumlah serotinus dibandingkan dengan penentuan tanggal berdasarkan LMP.

- Sekitar 20% wanita hamil membutuhkan induksi persalinan sebagian besar untuk serotinus pada persalinan.