Bisa Menyerang Tak Kenal Waktu, Ternyata Ini Bedanya Sakit Kepala dan Migrain yang Sama-sama Ganggu Aktivitas

By Yosa Shinta Dewi, Minggu, 11 Oktober 2020 | 13:41 WIB
Ilustrasi sakit kepala (Freepik)

Bisa Menyerang Tak Kenal Waktu, Ternyata Ini Bedanya Sakit Kepala dan Migrain yang Sama-sama Ganggu Aktivitas

Nakita.id - Sakit kepala dan migrain memang sangat mengganggu.

Bisa datang kapan saja, dampak sakit kepala dan migrain bisa membuat kegiatan sehari-hari jadi berantakan karena tubuh ikut lemas.

Namun, masih banyak yang salah kaprah ketika membedakan sakit kepala dengan migrain.

Sakit kepala biasa terjadi hampir di seuruh area kepala. Faktanya, migrain bisa juga terjadi lebih dari di satu sisi kepala saja.

Baca Juga: Tak Usah Buru-buru ke Dokter, Sakit Kepala Tak Tertahan Bisa Diredakan Cuma Pakai Daun Kemangi

Sakit kepala

Menghimpun data Penn Medicine, ada beberapa tipe sakit kepala yang biasa terjadi berdasarkan penyebabnya. Berikut jenis-jenis sakit kepala:

- Sakit kepala akibat tegang (tension headache)

Nyeri akibat sakit kepala tegang cenderung menyebar ke kedua sisi kepala.

Biasanya, rasa nyeri yang timbul dimulai dari belakang dan merambat ke depan kepala.

Baca Juga: Sakit Kepala Jangan Diremehkan! Bisa-bisa Gejala Awal 5 Penyakit Serius Ini Bersarang di Tubuh

Jenis sakit kepala ini paling umum terjadi karena kelelahan mata, stres, dan kelaparan.

Ilustrasi sakit kepala

- Sakit kepala sinus

Sakit kepala ini sering menyerang saat kita sedang sakit atau merasa sesak.

Hal ini terjadi karena pembengkakan di saluran sinus, yang menyebabkan nyeri di belakang pipi, hidung, dan mata.

Rasa sakitnya sering kali membutuk saat kita bangun pagi hari dan saat kita membungkuk ke depan.

Baca Juga: Ajaib! Konsumsi Biji Ketumbar dengan Aturan Seperti Ini Sangat Berguna untuk Sembuhkan Migrain

- Sakit kepala cluster

Sakit kepala ini biasanya sangat menyakitkan dan terjadi dalam "cluster", artinya sakit kepala ini bisa terjadi setiap hari di waktu yang sama.

Kondisi ini terjadi karena pelepasan serotonin dan histamin yang memicu pelebaran pembuluh darah otak.

Migrain

Migrain adalah penyakit neurologis yang melibatkan jalur saraf dan bahan kimia.

Selain sakit kepala yang parah, penderita migrain juga bisa mengalami gejala berikut:

- Mual

- Peningkatan kepekaan terhadap cahaya, suara, atau bau

- Kelelahan yang ekstrim.

Episode migrain dapat terjadi dalam empat fase berbeda, meskipun tidak semua orang mengalami setiap fase. Berikut fase yang bisa terjadi pada penderita migrain:

1. Fase prodrom

Kadang-kadang disebut fase pra-sakit kepala, tahap ini menimbulkan gejala tanpa rasa sakit yang terjadi beberapa jam atau hari sebelum migrain datang. Gejala bisa berupa perubahan suasana hati, mengidam makanan, dan leher kaku.

Baca Juga: Rutin Minum Air Rebusan Daun Kemangi, Tak Disangka Manfaat Tak Terduga Ini yang akan Terjadi pada Tubuh

2. Fase aura

Fase aura mengacu pada gangguan sensorik yang terjadi sebelum atau selama migrain. Fase ini dapat memengaruhi penglihatan, sentuhan, atau ucapan seseorang. Namun, tidak semua orang yang menderita migrain mengalami fase aura.

3. Fase sakit kepala

Fase ini merupakan tahap di mana rasa sakit menyerang, baik ringan hingga melemahkan. Aktivitas fisik dan paparan cahaya, suara, dan bau dapat memperburuk rasa sakit. Namun, beberapa orang dapat mengalami migrain tanpa merasakan sakit kepala.

Baca Juga: Rasakan Sakit Kepala Lebih Sering Selama Pandemi? Hati-hati Bisa Jadi Terinfeksi Virus Covid-19, Ketahui Bedanya dengan Migrain Biasa

4. Fase postdromal

Fase ini merupakan tahap di mana rasa sakit mereda. Dalam fase ini, penderita migrain bisa merasa lelah, bingung atau umumnya tidak enak badan selama fase ini. Migrain biasanya dipicu oleh beberapa faktor seperti kecemasan emosional, penggunaan kontrasepsi, alkohol, perubahan hormonal, dan menopause.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Migrain dan Sakit Kepala