Dikira Sakit Flu, Perempuan Ini Meninggal Setelah Tiga Kali Berobat

By Maharani Kusuma Daruwati, Kamis, 18 Januari 2018 | 11:20 WIB
Simon dan Gemma Thomas ()

Badan amal kanker darah, Bloodwise Inggris melaporkan bahwa karena gejala sering samar-samar, penderita sering kali harus mengunjungi dokter mereka lebih banyak sebelum mendapatkan diagnosis dibandingkan dengan tipe kanker lainnya.

Thomas telah bersumpah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit yang merenggut kehidupan istrinya.

Di Westminster, anggota parlemen hari ini membahas masalah kanker darah dan bahaya yang ditimbulkannya.

Anggota Parlemen Group on Blood Cancer mengatakan bahwa banyak tanda kanker darah bisa jadi salah dimengerti atau salah didiagnosis.

Dalam sebuah laporan baru, kelompok tersebut mengatakan bahwa mendiagnosis kanker darah seperti leukemia, limfoma dan myeloma yang mungkin bisa jadi kompleks.

Menyoroti satu kelompok pasien, anggota parlemen menggambarkan bagaimana beberapa pasien myeloma lansia melaporkan gejala nyeri punggung dan nyeri tulang diberi tahu bahwa gejala mereka adalah 'bagian dari proses penuaan'.

Untuk meningkatkan tingkat diagnosis dini, mereka meminta dokter umum untuk segera melakukan tes darah untuk siapa pun yang pernah memiliki satu atau lebih gejala kanker darah.

BACA JUGA: Wah, Punya Sifat Keras Kepala Ternyata Bisa Jadi Kunci Panjang Umur!

Gejala kanker darah bisa serupa dengan gejala flu, seperti kelelahan, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan, memar dan nyeri, kata mereka.

Ketua kelompok pasien MP Henry Smith, yang ibunya meninggal karena leukemia myeloid akut pada tahun 2012, mengatakan bahwa kanker darah adalah kanker kelima yang paling umum di Inggris dan seseorang didiagnosis setiap 14 menit.

“Saya telah menyaksikan efek mengerikan dari kanker darah secara langsung, namun kesadaran umum di kalangan masyarakat umum, profesional kesehatan dan pembuat kebijakan sangat rendah, dan kita harus bekerja sama untuk mengubah ini.

Penundaan dalam diagnosis dapat berdampak buruk pada kesempatan individu untuk bertahan hidup, dan juga pada kualitas hidup mereka,” katanya.