Satgas Covid-19 Sebut 3M, Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjauhi Kerumuman Merupakan Vaksin Terbaik Saat Ini

By Diah Puspita Ningrum, Senin, 16 November 2020 | 14:46 WIB
Ilustrasi vaksin virus corona. (Freepik/jcomp)

Satgas Covid-19 Sebut 3M, Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjauhi Kerumuman Merupakan Vaksin Terbaik Saat Ini

Nakita.id - Dunia masih menantikan hadirnya vaksin Covid-19.

Meski lebih terkendali dari awal kemunculan, tapi masih banyak orang terjangkit Covid-19.

Memasuki bulan kedelapan Covid-19 masuk ke Indonesia, angka kesembuhan kian meningkat.

Hanya saja, jumlah orang terinfeksi dan jumlah kematian juga mengalami peningkatan.

Baca Juga: 6 Tips Lakukan Jaga Jarak Selama Pandemi Covid-19, Bukan Cuma Menghindari Kerumuman!

Baca Juga: 3 Tanda-tanda Ini Menunjukkan Daya Tahan Tubuh Anda Lemah, Segera Atasi Agar Tak Berisiko Terkena Covid-19

Salah satu yang menjadi ujung tombak penanganan virus corona di Indonesia adalah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Pada Kamis (16/10/2020) lalu, Satgas Covid-19 meluncurkan Buku Pedoman Perubahan Perilaku untuk penanganan Covid-19.

Ketuga Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Sonny Harry B Harmadi mengatakan kalau buku tersebut diluncurkan agar menjadi tuntunan pemangku untuk mengambil keputusan terkait penanganan Covid-19.

Melansir dari Kompas.com, dia menekankan bahwa pemerintah berharap masyarakat bisa mematuhi konsep perubahan perilaku selama pandemi virus corona.

Salah satunya adalah perihal 3M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

"Perubahan perilaku yang kita harapkan jelas, yakni kepatuhan terhadap protokol kesehatan."

Baca Juga: Parno Tertular Covid-19 Saat Anak Pakai Kamar Mandi Umum? Tak Perlu Panik, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Baca Juga: Masih Harus ke Kantor selama Pandemi? Tenang Saja, Ini Cara Sederhana Mencegah Penyebaran Covid-19 di Tempat Kerja

"Saat ini memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan ( 3M) adalah vaksin yang terbaik," ujar Sonny dalam talkshow daring yang ditayangkan di laman YouTube resmi BNPB, Jumat.

Dia mengungkapkan kalau latar belakangan penyusunan buku tersebut untuk meluruskan beragam persepsi tentang perubahan perilaku di pemerintahan, satgas, atau para ahli.

Sonny berujar jika di kalangan pemangku terdapat perbedaan pemahaman, maka di kalangan masyarakat hal serupa juga bisa terjadi.

"Lalu kita punya pikiran bahwa persepsi perubahan prilaku ini harus sama, terutama antar pengambil kebijakan. Maka kita berkesimpulan, bahwa kita susun sebuah buku pedoman perubahan perilaku," jelasnya.

Dikatakan, buku tersebut mencakup semua pedoman perilaku di masa pandemi virus corona.

Apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh publik kebanyakan.

"Nah di dalam buku pedoman perubahan perilaku ini sebenernya kita menjelaskan apa sih perubahan perilaku yang diharapkan, apa dampaknya kalau terjadi dan apa prasyarat agar bisa ada perubahan perilakunya," lanjut Sonny.

Melalui kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan mengatakan kalau sejak Maret 2020 banyak sekali perubahan pedoman dan aturan penanganan Covid-19.

Baca Juga: Pengungsi Merapi Kian Bertambah, Inilah Cara Mencegah Penularan Covid-19 di Tempat Pengungsian

Baca Juga: Yuk Cari Tahu Peran Indra Brasco Jadi #AyahSIAP di Tengah Pandemi Covid-19, Suami Mona Ratuliu: 'Aku Berusaha Jadi Ayah yang Asyik'

Misalnya saja, saat itu pemakaian masker hanya dianjurkan untuk individu yang terpapar Covid-19 atau sedang sakit.

Anjuran ini lalu diubah dan sekarang pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat memakai masker. Utamanya jika individu ingin berkegiatan di luar rumah.

"Lalu kita lihat juga masing-masing organisasi membuat acuan sendiri-sendiri. Sehingga pemahaman satu pihak dengan lainnya beda-beda. Saat melakukan sosialisasi, masyarakat yang dibuat kebingungan," lanjut Lilik.

"Buku inilah yang kita tunggu untuk menjadi acuan bersama dari Sabang sampai Merauke, termasuk buat kami di BNPB," tambahnya.