Apabila Moms kesulitan untuk memahami emosi anak, Anggi pun mengatakan bahwa cara pertama yang harus dilakukan adalah peka terhadap emosi diri sendiri.
“Untuk memahami emosi itu, kita sebagai orangtua perlu peka. Kalau dalam bahasa psikologinya, kita perlu melakukan sensitifasi terhadap emosi kita sendiri. Kita mengenali dulu, ‘Oh kalau aku mendapatkan peristiwa ini, emosi yang aku rasakan apa, perilakunya apa’,” jelas Anggi.
Tak hanya itu, orangtua juga perlu melakukan observasi pada dirinya sendiri.
“Kurang lebih melakukan observasi terhadap diri kita sendiri. Kenapa hal ini perlu dilakukan? Karena emosi dan berbagai macam responnya itu kurang lebih punya karakteristik yang sama, walaupun tadi bentuk perilaku yang keluar berbeda.
Tetapi, biasanya respon yang diberikan pada anak akan kurang lebih sama. Jika kita bisa memahami emosi kita sendiri, otomatis kita akan lebih peka biasanya. Jadi, kita perlu belajar dulu,” papar Anggi.
Baca Juga: Tak Hanya Tugas Moms, Ini yang Bisa #AyahSIAP Lakukan Jika Si Kecil Sedang Tantrum
Bila sudah mengenali diri sendiri, Anggi mengatakan langkah berikutnya yang perlu dilakukan orangtua adalah merespon emosi anak.
Dengan merespon Si Kecil, orangtua nantinya bisa mengetahui apa yang sebenarnya sedang dirasakan oleh anak.
Anggi mengungkapkan, untuk anak yang usianya masih di bawah 2 tahun, Moms dan Dads dapat merespon dengan menenangkan Si Kecil terlebih dahulu.
“Sebenarnya ketika anak merengek, kita bisa merespon terlebih dahulu, apa sih sebenarnya yang dia rasakan. Biasanya kalau anak usia 2 tahun ke bawah yang belum bisa berkomunikasi, kita tenangkan dulu. Kemudian, kita coba alihkan dengan aktivitas lainnya.
Misalnya, anak menginginkan sesuatu, minta harus dituruti, dan kita ingin mengajarkan mereka bahwa semua keinginan tidak harus selalu dipenuhi, tapi satu hal yang perlu kita lakukan adalah merespon dulu emosinya,” jelas Anggi.