Ramai Soal Rapid Test Antigen dan Swab Antigen, Bagaimana Perbedaanya?

By Yussy Maulia, Sabtu, 26 Desember 2020 | 13:10 WIB
(Stephanie Mahe)

Selain itu, Adam mengungkapkan bahwa rapid antigen ini dimungkinkan menujukkan hasil negatif meskipun pasien masih dapat menularkan Covid-19. Sebab, rapid antigen memiliki sensitvitas maksimal 94 persen dan spesifisitas sebesar lebih dari 97 persen.

"Risiko negatif palsu tinggi, terutama bila viral load rendah atau sebelum 1-3 hari pra-gejala dan sudah lebih dari 7 hari gejala muncul," kata Adam.

Viral load merupakan prediksi jumlah virus yang ada di dalam tubuh berdasarkan hasil CT-Value PCR. Jika menilik pada tingkat keefektifan, Adam mengatakan masa swab antigen memiliki akurasi tinggi, hampir sama dengan waktu pasien Covid-19 berisiko menularkan ke orang lain.

Adapun masa swab antigen akurasi tinggi ini terjadi setelah masa infeksius atau setelah hari ke-10 setelah bergejala.

Baca Juga: Jangan Sampai Tertipu Gejalanya yang Mirip Penyakit Ringan, Ternyata 5 Kondisi Ini Bisa Menunjukkan Anda Terinfeksi Virus Corona

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga merekomendasikan rapid test antigen untuk screening Covid-19, terutama pada pasien tanpa gejala atau dengan kecurigaan kontak terhadap pasien Covid-19.

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan rapid test antigen untuk daerah di mana transmisi komunitas terjadi luas dan pemeriksaan PCR tidak ada atau hasilnya muncul lambat.

Berdasarkan Panduan PDS PatKLin, pengambilan rapid test antigen ini dapat dilakukan di laboratorium dan fasilitas ruangan tekanan negatif dan tempat terbuka yang telah mempertimbangkan kemanan lingkungan sekitar.

Yang perlu diperhatikan, tindakan pengujian rapid test antigen ini dilakukan oleh tenaga terlatih dalam menggunakan peralatan dan meminimalkan risiko terpapar.

"Hasil pemeriksaan harus disupervisi dan diinterpretasi oleh tim ahli," kata Adam.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan rapid antigen atau swab antigen secara mandiri di rumah masing-masing.

Terkait pengujian rapid test antigen sebagai syarat perjalanan, Adam menilai keputusan ini cukup tepat.

"Keputusan menggunakan swab antigen atau rapid antigen sebagai pengganti rapid test antibodi untuk syarat perjalanan merupakan keputusan yang cukup tepat," tutup Adam.