Jangan Gunakan Sebutan Pengganti Saat Mengenalkan Nama Alat Kelamin Pada Anak, Ini Risikonya

By Gabriela Stefani, Rabu, 3 Maret 2021 | 11:19 WIB
Risiko menggunakan sebutan pengganti saat mengenalkan nama alat kelamin pada anak (Freepik)

Nakita.id - Moms harus menghindari menggunakan sebutan pengganti untuk mengenalkan jenis kelamin pada anak.

Banyak orangtua yang menggunakan sebutan pengganti untuk mengenalkan jenis kelamin pada anak.

Hal itu karena sebutan pengganti tersebut dianggap lebih halus daripada harus menyebutkan sesuai istilah medis.

Baca Juga: Stop Anggap Tabu! Inilah Risikonya Kalau Orangtua Tidak Memberikan Pendidikan Seksual Kepada Anak

Tetapi ternyata menggunakan sebutan pengganti saat mengenalkan alat kelamin dalam pendidikan seksual pada anak tidak disarankan oleh psikolog.

Artinya Moms harus mengenalkan alat kelamin dengan sebutan vagina dan penis.

Seorang psikolog anak dan remaja Gisella Tani Pratiwi, M. Psi., Psikolog menyebutkan ada risiko kalau orangtua tetap menggunakan sebutan pengganti untuk menyebut alat kelamin.

Lalu bagaimana dengan penyebutan dengan bahasa daerah?

Gisella Tani Pratiwi, M. Psi., Psikolog

Gisella Tani Pratiwi atau yang akrab dipanggil dengan Ella menyebutkan ada manfaatnya utama menggunakan sebutan medis dalam mengenalkan alat kelamin pada anak akan membuat Si Kecil memahami penyebutan yang universal atau umum.

"Ketika kita menyebutkan secara medis itu setara dengan organ-organ tubuh lainnya. Jadi bukan sesuatu yang harus selalu ditutupi harus jadi tabu untuk dibicarakan dalam pembicaraan yang sehat," jelasnya.

Ketika orangtua menggunakan sebutan pengganti untuk mengenalkan alat kelamin akan membuat anak sulit untuk memberi tahu ketika terjadi pelecehan seksual atau tindakan yang mengarah ke sana.

Selain itu, menggunakan sebutan pengganti akan menimbulkan terjadinya lelucon.

Baca Juga: Jangan Langsung Anggap Tabu! Membicarakan Seksualitas Kepada Anak Ternyata Segini Pentingnya

"Kita gak mau alat kelamin jadi bahan tertawaan, bahan ejekan, diremehkan, lalu mersa malu merasa jengah. Itu yang pengin dibangun dengan penyebutkan kenapa disarankan dengan istilah medis," jelas Ella.

Ella pun mencontohkan ketika penyebutan alat kelamin menggunakan sebutan pengganti yang berujung pada lelucon.

"Ada yang mengganti istilah medis pada burung. Burung itu ada arti yang sebenarnya binatang sehingga banyak disebutkan seperti itu jadi joke lelucon. Padahal bukan itu yang pengin kita berikan pada anak," jelas psikolog yang praktik di Psycoach Human Integra.

Lalu bagaimana dengan penyebutan alat kelamin menggunakan bahasa daerah?

Ella menjelaskan bahwa penyebutan alat kelamin menggunakan bahasa daerah masih diperbolehkan.

"Kalau istilah tersebut adalah istilah memang khusus mengacu ke alat kelamin saya rasa tidak apa-apa," jelas Ella.

Ella pun kembali mengingatkan bahwa jangan sampai penyebutan alat kelamin tersebut berujung pada ejekan.

"Jadi kalau ingin menggunakan istilah alternatif kalau istilah itu tidak mengandung ejekan tidak mengandung lelucon atau peremehan dan itu khusus di daerahnya it's oke," jelasnya.

Baca Juga: Bisa Tingkatkan Risiko Remaja Terjangkit Penyakit Menular Seksual, Jangan Terlambat Edukasi Anak Soal Kesehatan Reproduksi

Tetapi meskipun menggunakan bahasa daerah, Ella mengingatkan orangtua untuk tetap memberi tahu bahasa medisnya.

"Kalau diberikan istilah daerahnya tetap diperekanlkan juga disertakan ‘kalau biasanya kita sebutnya penis de’ seperti itu sehingga dia punya pemahanan yang cukup kaya tentang hal itu," jelasnya.

Dengan tetap memberi tahu istilah medisnya akan memudahkan anak, baik ketika berhadapan dengan orang-orang dari luar daerahnya.