Kerap Diabaikan, Menjaga Kesehatan Reproduksi Sejak Remaja Ternyata Bisa Cegah Sederet Penyakit Ganas Ini

By Ratnaningtyas Winahyu, Minggu, 7 Maret 2021 | 10:00 WIB
Pentingnya menjaga kesehatan reproduksi bagi remaja (Freepik.com)

Nakita.id – Kesehatan reproduksi penting dijaga sejak remaja untuk menghindari penyakit serius ini terjadi.

Bila berbicara tentang kesehatan reproduksi, hal yang sering dikaitkan adalah wanita dewasa.

Padahal, kenyataannya tidaklah demikian.

Ya, kesehatan reproduksi sesungguhnya penting untuk dijaga kaum hawa sejak masih remaja.

Baca Juga: Mulai Sekarang, Jangan Lagi Cuek Menjaga Kesehatan Reproduksi Jika Tak Ingin Risiko Berbahaya Ini Menimpa Anda di Kemudian Hari

Pasalnya, remaja merupakan waktu terbaik untuk membangun kebiasaan yang baik, salah satunya dengan menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi.

Selain itu, dengan menjaga kesehatan reproduksi sedari dini, hal itu pun dapat menjadi aset jangka panjang.

Maka dari itu, jika Moms memiliki anak yang sudah beranjak remaja, sebaiknya mulai tanamkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.

Sebab, jika tidak, buah hati bisa berisiko mengalami penyakit-penyakit ini, lo.

Wah, kira-kira apa saja ya, Moms?

Kepada Nakita.id, dr. William Wahono, Sp.OG, Dokter Kandungan Klinik Fertilitas Bocah Indonesia, mengatakan bahwa kesehatan reproduksi penting sekali dijaga sejak remaja.

Sayangnya, saat ini, masih banyak remaja yang salah kaprah dalam merawat organ reproduksi.

Salah satunya menggunakan produk pembersih organ kewanitaan yang tidak tepat.

Alhasil, tak sedikit remaja yang justru mengalami keputihan bahkan infeksi pada alat kelaminnya.

Baca Juga: Mengenal Fungsi Ovarium, Salah Satu Organ Reproduksi yang Paling Penting untuk Perempuan

“Untuk remaja, penting sekali untuk menjaga kebersihan organ reproduksi. Kalau mereka salah kaprah, misalnya selalu memakai produk-produk tertentu yang tidak sesuai anjuran atau keliru, bukannya bersih, justru bisa menimbulkan keputihan atau mempermudah terjadinya infeksi pada kelamin,” jelas dr. William.

dr. William Wahono, Sp.OG saat wawancara eksklusif bersama Nakita.id

Bila hal itu telah terjadi, sebaiknya jangan dianggap sepele.

Pasalnya, infeksi pada alat kelamin bisa mengakibatkan dampak buruk lainnya, seperti saluran rahim yang tersumbat hingga rusaknya dinding rahim.

“Akibat dari hal tersebut adalah infeksi bisa naik sampai ke dinding bahkan ke saluran rahim. Kalau itu terjadi, saluran rahim bisa tersumbat atau dinding rahim bisa rusak,” sambungnya.

Selain kekeliruan dalam membersihkan organ intim, dr. William mengatakan banyak remaja yang tidak memerhatikan serius soal nyeri haid.

“Contoh lain yang kerap terjadi pada remaja adalah nyeri haid tapi tidak diperhatikan. Padahal, nyeri haid itu erat sekali kaitannya dengan endometriosis,” ujar dr. William dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Jumat (5/3/2021).

dr. William Wahono, Sp.OG, Dokter Kandungan Klinik Fertilitas Bocah Indonesia

Sebagai salah satu hal yang kerap dialami remaja, nyeri haid yang dibiarkan terus menerus ternyata bisa mengakibatkan gangguan kesuburan

“Sedangkan, kalau nyeri haid tidak ditangani, maka endometriosis itu akan semakin berat. Akibatnya pun, nyeri haid akan terus memburuk dan berujung pada gangguan kesuburan,” lanjutnya.

Baca Juga: Jangan sampai Menyesal, Usai Cincin Kawin Resmi Melingkar, Ini 12 Tips Menjaga Organ Reproduksi Sebelum Menikah

Hal ketiga yang patut diperhatikan remaja adalah siklus haid.

dr. William menjelaskan, apabila seorang remaja tidak teratur haidnya di dua tahun pertama, Moms tak perlu khawatir.

Sebab, hal itu adalah sesuatu yang normal.

“Selain itu, yang kerap terjadi pada remaja adalah haid yang tidak teratur. Akan tetapi, yang perlu digarisbawahi, haid yang tidak teratur ini sebenarnya bisa terjadi sampai dua tahun pasca menstruasi dimulai. Jadi, remaja yang mulai menstruasi, dua tahun pertama itu haidnya tidak teratur, dan itu tidak apa-apa. Sebab, hormonnya sedang menyesuaikan,” ungkapnya.

Namun, jika siklus haidnya terus menerus tidak teratur, dikhawatirkan adanya sindrom ovarium polikistik (PCOS).  

“Tapi, kalau setelah dua tahun, haidnya masih tidak teratur, maka sebaiknya perlu diperiksa. Apakah ada gangguan pematangan sel telur, atau yang paling harus diwaspadai adalah kecurigaan adanya sindrom ovarium polikistik (PCOS),” sambung dokter yang bernama lengkap William Timotius Wahono ini.

Tak hanya PCOS, risiko berat lainnya yang bisa terjadi adalah gangguan kesuburan.

“Akan tetapi, kalau sindrom ovarium polikistik tidak ditangani selama bertahun-tahun, maka kondisinya pun akan semakin berat. Dan, lama-lama tentunya bisa mengakibatkan gangguan kesuburan,” kata dr. William saat dihubungi secara virtual oleh Nakita.id.

Baca Juga: Manfaat Kunyit Hitam Bisa Buat Organ Reproduksi Wanita Subur dan Sehat, Catat!

Adapun hal terakhir yang patut diperhatikan remaja adalah berhubungan seksual.

Ya, berhubungan seksual saat remaja dan dengan pasangan yang berbeda-beda, dapat menyebabkan infeksi menular seksual bahkan merusak organ kandungan.

“Tak hanya itu, banyak remaja yang datang berkonsultasi dan ternyata memiliki riwayat berhubungan seksual. Memahami kesehatan reproduksi pada remaja ini penting sekali untuk diperhatikan,” ujar dr. William Wahono, Sp.OG, Dokter Kandungan Klinik Fertilitas Bocah Indonesia.

“Pasalnya, hubungan seks yang di luar pernikahan dan dilakukan dengan pasangan yang berbeda dapat mengakibatkan infeksi menular seksual. Risiko dari nfeksi menular seksual ini adalah dapat merusak organ kandungan. Jadi, yang rugi ya para remaja tersebut,” pungkasnya.