Miliki 9 Kepribadian, Perempuan Ini Jadi Pasien Kepribadian Ganda Pertama di Indonesia

By Maharani Kusuma Daruwati, Senin, 5 Februari 2018 | 08:16 WIB
Anastasia Wella, perempuan penderita kepribadian ganda dengan 9 karakter berbeda ()

BACA JUGA: Komentar Widi Mulia di Foto Anak Rio Dewanto Curi Perhatian, Kenapa?

"Mereka muncul tiba-tiba tanpa saya sadar."

Faktor itulah yang membuat Wella tak memiliki teman. Dia sempat dianggap kesurupan hingga nyaris dibilang gila.

Akhirnya Wella bertemu dengan seorang psikiater yang bernama Ni Wayan Ani Purnamawati.  Psikiater ini menangani kasus dirinya.

Psikiater Ni Wayan tak langsung percaya dengan ucapan Wella karena takut bahwa cerita ini hanya ilusi yang diciptakan oleh Wella.

Setelah melakukan observasi dari 2013 hingga 2015, serta bertemu dengan keluarga dan mendengarkan langsung cerita dari Wella, dokter Wayan menyebut ini sebagai gangguan.

"Saya tanya sama dokter apa saya bisa sembuh atau tidak karena saya sempat merasa putus asa harus mengonsumsi obat terus"

"Jawabnya tujuan terapi ini bukan sembuh tapi meminimalisasi munculnya alterego pada diri saya, seperti split kepribadian saat ada masalah," terang Wella. 

Biaya Berobat Sangat Mahal

Biaya yang harus dikeluarkan Wella terbilang sangat mahal. Dia dan keluarganya harus merogoh kocek cukup dalam. 

Bagaimana tidak? Dia harus membayar sebesar Rp 3,6 juta untuk sekali pertemuan hanya untuk psikiater saja.

BACA JUGA: Tak Melulu karena Hamil, Ini Alasan Menstruasi Datang Terlambat

Belum lagi Rp 1,2 untuk harga obat. Sedangkan Wella harus rutin konsultasi setiap seminggu sekali. Hal ini tentu saja dianggap berat.

Karena itu Wella berharap pemerintah bisa lebih bijak dalam menangani kasus seperti dirinya.

Meski begitu semangat Wella untuk sembuh tak pernah surut. Terlebih saat ini ia sudah memiliki pasangan yang menerima dia apa adanya.  (*)

(Artikel ini sudah pernah tayang di Grid.id dengan judul Derita Gadis Indonesia Penderita 9 Kepribadian Ganda, Biaya Berobat Sangat Mahal Sehingga Berharap Bantuan Pemerintah)