Tersebar di Seluruh Korea Selatan, Inilah Sosok yang Mengenalkan Bakso di Negeri Gingseng

By Maharani Kusuma Daruwati, Rabu, 7 Februari 2018 | 21:41 WIB
Bakso urat di Bakso Bejo Korea.(KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA) ()

“Selama satu tahun nyari-nyari resep, nyoba sepulang kerja, minta tolong temen cicipin, trial and error sampe akhirnya lumayan enak,” terang pria asal Lampung itu.

Kesulitannya tak sampai di situ, bakso yang sudah jadi sering kali tidak laku, dan harus dimakan sendiri atau dibagi-bagikan pada TKI lainnya. Ia mencoba berjualan di tenda-tenda pinggir jalan.

Kiri atas: Bakso Bejo Korea, Kanan atas: Duta Besar terpilih RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi (kanan) berfoto bersama pemilik Bakso Bejo Korea, Subandi (kiri), foto bawah: kedai bakso bejo korea

Orang-orang sangat meragukan baksonya, bahkan WNI pun meragukan kehalalan baksonya. Saat kehabisan akal, ia pun sering meminta orang-orang yang lewat untuk memakan baksonya.

“Akhirnya saya sebarkan video penyembelihannya langsung supaya percaya kalau halal. Laku gak laku biarin aja, gak laku kita kasih ke orang, itu sodakoh kita. Jangan takut gak laku kalau kita jual makanan, malah senang bisa berbagi,” ujarnya.

Ia mengaku sangat berat belajar bakso tanpa guru di negeri orang. Meski begitu, untuk memompa semangatnya, ia suka membaca kisah motivasi orang Indonesia di internet, salah satunya pengusaha Bakso Malang Cak Eko.

Setelah terus belajar, dan menemukan resep terbaiknya, barulah ia memanfaatkan kekuatan media sosial, terutama facebook yang ia pelajari dari teman-teman mahasiswa dan TKI di sana.

Untuk offline-nya ia mulai membuat gerobak pertamanya dari bekas lemari-lemari yang dibuang orang Korea. Dari gerobak itu perlahan ia mulai membangun toko, yang kini ada di Pocheon, 50 km dari Seoul.

BACA JUGA: Sonya Fatmala Ungkap Kekuatan Moms yang Tidak Bisa Dads Lakukan

Gerobak itulah awal capaiannya hingga kini bisa menyebarkan bakso ke hampir semua bagian Korea Selatan.

Puluhan waralaba resto, dan toko Indonesia terdapat baksonya. Selain itu juga ia membuka cabang resto baksonya di empat kota besar di Korea Selatan, yang merupakan basis 38.000 WNI.

Kerajaan baksonya juga menggema di dunia maya, website bejokorea.com menjadi titik balik. Kini websitenya tak hanya menjual bakso, tetapi kebutuhan sehari-hari hingga obat dari Indonesia.

Subandi menjadi importir barang Indonesia yang awalnya begitu mahal di Korea. Setiap hari websitenya bisa menjual puluhan barang dengan total harga mencapai Rp 60 juta.

Meski sudah di atas kesuksesan, ia tetap memudahkan para ekspatriat Indonesia, dengan memperbolehkan mereka membeli kebutuhan pokok di websitenya dan membayarnya setelah mendapatkan gaji bulanan.

“Kalau diingat-ingat memang dulu pahit getirnya luar biasa, tapi kita harus mengimbangiya sama ibadah. Semua tak lepas dari kendali Allah, Tuhan kita di balik kesuksesan,” tutupnya.
 
 
(Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com dengan judul Subandi, Kisah Perjuangan TKI Mengenalkan Bakso di Korea Selatan)