Pernah Dipakai Saat Mencari Black Box Adam Air, Mantan Kepala KNKT Sebut Ada Alat yang Bisa Deteksi Hingga Kedalaman 2.000 'Kita Punya Alatnya?'

By Gabriela Stefani, Minggu, 25 April 2021 | 16:14 WIB
Kapal Selam KRI Nanggala 402 (Kompas.com)

Nakita.id - KRI Nanggala-402 sudah dinyatakan tenggelam.

Sebelumnya KRI Nanggala-402 sempat hilang kontak saat tengah latihan di perairan utara Bali.

Saat masih dalam status hilang kontak, pihak TNI mengakui bahwa kapal selam masih punya cadangan oksigen untuk 72 jam ke depan.

Dan kini 72 jam sudah berlalu tetapi KRI Nanggala-402 belum juga ditemukan.

Baca Juga: Pernah Alami Kejadian Serupa, Mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402 Ceritakan Kisah Berhasil Selamat Saat Kapal Selam Alami Black Out

Meski belum ditemukan, tetapi serpihan barang dari kapal selam tersebut mulai ditemukan.

Tapi untuk anak buah kapal atau ABK serta kapal selamnya sendiri belum ditemukan ada di mana.

Dan mantan kepala KNKT Tatan Kurniadi menceritakan bahwa ada alat yang bisa mendeteksi hingga kedalaman 2.000 meter.

Tatan menyebutkan bahwa kapal selam menjadi salah satu objek yang harus ditemukan.

mantan kepala KNKT Tatan Kurniadi

"Kapal selam itu kira-kira adalah suatu objek yang harus kita temukan karena berada di laut atau di bawah permukaan air," ucap Tatan dalam tayangan youtube KOMPAS TV.

Sama halnya dengan pesawat yang jatuh dan tenggelam di laut.

"Dan itu sama seperti misalnya saya harus mencari pesawat yang tenggelam di laut atau paling kecil lagi kalau harus mencari black box," jelasnya.

Ada 2 hal yang penting dilakukan saat ini yaitu koordinat dan kedalaman laut dari tenggelamnya kapal selam.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Berstatus On Eternal Patrol, Keluarga Mayor Wisnu Percaya Usaha Maksimal Telah Dilakukan

"Kita harus menemukan dulu mendapatkan dulu koordinat dimana kita harus mencari dan kedua kedalaman laut itu harus didapat dulu dan saya belum tau proses ini dimana koordinat," jelasnya.

Tatan pun menyebutkan pernah memiliki pengalaman melakukan pencarian menggunakan suatu alat.

Dan alat tersebut bisa mendeteksi hingga kedalaman 2.000 meter.

"Ada alat yang pernah saya pengalaman sekali menggunakan itu ya karena terlibat dalam proses yaitu mengambil black box Adam Air di kedalaman 2.000 meter," ucapnya.

Karena miliki pengalaman tersebut, Tatan percaya bahwa alat tersebut bisa akurat menentukan posisi kapal atau pesawat yang jatuh.

"Sehingga saya percaya pada alat itu demikian akurat menentukan posisinya," ucapnya.

"Kita punya alat itu?" tanya news anchor Kompas TV.

"Gak punya," ucap Tatan.

Melihat Indonesia tidak memiliki alat yang bisa mendeteksi kedalaman sejauh itu, Tatan pun memberikan saran sebagai mantan kepala KNKT.

Baca Juga: Menyayat Hati, Nyanyian Awak Kapal KRI Nanggala-402 Bak Sampaikan Pesan Akan Berpisah Jauh, 'Ku Tak Siap Tanpa Dirimu'

"Indonesia yang negara besar negara lautan paling besar please punyalah kapal selam untuk menolong kapal selam. Kedua ada alat yang namanya ROV," ucapnya.

Sebenarnya beberapa pihak di Indonesia memiliki ROV atau alat yang bisa mendeteksi kedalaman.

"Mungkin ke depan harus ada koordinator yang menyimpan data-data ROV itu siapa punya berapa ROV dimana supaya mudah digerakan," ucap Tatan.

Tatan juga mengingatkan bahwa ROV memiliki kapasitas yang berbeda-beda.

Dengan begitu tidak bisa ROV dengan kapasitas 300 meter mencari koordinat untuk kedalaman 600 meter.