Waspada! Modus Baru Penculikan Makin Ngeri, Hindari Terlalu Banyak Beri Informasi Soal Si Kecil

By Maharani Kusuma Daruwati, Jumat, 9 Februari 2018 | 07:31 WIB
Modus baru penculikan anak ()

Nakita.id - Kasus penculikan anak semakin marak terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, Moms.

Bebagai macam modus digunakan pelaku untuk melancarkan aksinya.

Bahkan, mereka berani melakukan penculikan di tengah keramaian, Moms.

Belakangan beredar pesan berantai melalui aplikasi Whatsapp yang cukup meresahkan kita Moms.

Pesan tersebut membagikan isi status Facebook dari seorang perempuan bernama Pramestya Aniendita.

Artis cantik Acha Septriasa pun juga ikut membagikan kisah tersebut melalui Instagram pribadinya.

"Maaf intermezo modus penculikan anak sekarang model nya seperti ini , salah satu nya pake metode sandiwara keroyokan, hati2 . Semoga bermanfaat," kata Acha sebagai caption Instagramnya.

BACA JUGA: Terjadi Kekerasan di Sekolah, Ini Alasan Mengapa Anak Bersikap Agresif

 Status Pramestya tersebut menceritakan tentang modus baru penculikan anak.

Saat ini, penculik mulai lihai dan pandai bermain peran agar aksinya berjalan mulus.

Pengguna Facebook tersebut mengingatkan para orang tua untuk lebih berhati-hati dengan orang tak dikenal, walaupun berpenampilan sangat ramah.

Dari status yang dibagikan oleh Pramestya, penculik zaman now ini justru melakukan aksinya di tempat-tempat ramai dan dengan berlaku kelewat ramah.

"DUH YAA AMPUUUNN.. PENCULIK ZAMAN NOW PADA JAGO ACTING YAA.. 

Belakangan ini, penculikan anak semakin marak terjadi. Bahkan dalam 2 tahun terakhir, kasus penculikan anak meningkat 2 kali lipat. Banyak orang tua tidak tahu tentang taktik penculikan yang satu ini. Pelaku sangat berani, walaupun Anda orang tuanya berada di samping.

Baru-baru ini, ada seorang netizen membagikan kejadian yang dialaminya ke internet guna menghimbau orang tua lain untuk berhati-hati jika bertemu orang tak dikenal yang seakan "terlalu ramah"," tulisnya di status Facebook.

Dalam statusnya, Pramestya juga menjelaskan para penculik anak tersebut melakukan aksinya dengan modus menanyakan informasi pribadi calon korban dengan cara yang sangat ramah.

Bahkan mereka tega melibatkan anak kecil dalam aksinya.

Aksi tersebut dilakukan oleh seorang ibu paruh baya dengan membawa seorang anak yang diakui sebagai cucunya.

"Baru kemarin saya bawa anak saya pulang ke rumah ibu saya. Kita naik kereta. Di samping saya duduk seorang ibu-ibu, usianya kira-kira sudah 60 tahun. Sepertinya dia bawa cucu, usianya kira-kira 7-8 tahun.

Selama perjalanan, ibu ini ngobrol terus sama saya. Bukan cuma itu, dia juga mengingatkan saya kalau di kereta banyak orang, harus perhatiin barang bawaan. Cucunya juga kadang main-main sama anak saya," tambahnya.

Ibu tersebut pun menyapa ramah dan pengajak ngobrol hingga menanyaka data-data probadi calon korban seperti tempat dan waktu lahir hingga berat badan saat lahir.

"Anak saya perempuan baru mau genap 1 tahun. Ibu itu tanya-tanya anak saya umur berapa, kapan lahir, lahir di mana, berat badannya, bla bla bla, terus dia juga cerita tentang cucu dia.

Saya pikir dia cuma ajak ngobrol biasa, namanya ibu-ibu, duduk di kereta, kebetulan sama-sama bawa anak, yah ngobrol.

Dia juga tanya anak saya minum susu apa, seberapa sering, yah saya jawab aja.

Tapi entah kenapa semakin lama pertanyaannya semakin aneh… makin mendalam dan mendetil. Masa dia tanya anak saya lahir jam berapa? Saya pikir ini kurang bagus untuk orang lain tahu yah, jadi saya bilang saya lupa."

BACA JUGA: Ingin Kulit Cerah Bercahaya? Serum Wajah di Bawah Rp 50 Ribu Ini Bisa Jadi Pilihan Moms

"Terakhir, dia tanya anak saya siapa namanya. Yah saya kasih tahu nama panggilan anak saya, tapi dia tanya NAMA LENGKAP!

Di sini saya sudah semakin curiga. Merasa ada yang tidak beres, saya pun memberitahukan nama palsu.

Sebelum sampai stasiun, saya pamit ke toilet. Ibu itu malah menawarkan saya untuk menitipkan anak kepadanya. Dalam hati saya sudah sangat curiga. Saya ingin mencari tempat duduk di tempat lain, namun sudah penuh semua, jadi terpaksa saya kembali lagi duduk di samping ibu itu. Kelihatan sekali dia menunggu saya di kursi itu sampai saya kembali.

Turun di stasiun, ibu itu bantu saya bawa koper tanpa disuruh. Kita jalan bareng sampai pintu luar stasiun. Dia tanya apakah saya ada yang jemput. Saya bilang tidak… (padahal ada),"

Hal tak terduga pun terjadi ketika si penculik tiba-tiba menggendong anak ibu itu dan mengakui sebagai cucunya.

"Tiba-tiba, ibu itu mau gendong anak saya. Dia bilang terima kasih sudah menjaga "cucunya".

Saya langsung kaget. Saya bilang, "Ibu! Ini apa-apaan sih!?"

Anak laki-laki yang ikut di sampingnya pun, "Orang jahat! Kembalikan adik saya!"

Saya langsung syok anak kecil itu ngomong begitu. Banyak orang liatin saya, kirain saya culik anak. Tiba-tiba ada satu cewek datang, panggil nama anak saya (nama palsu yang tadi saya kasih tahu) dan bilang, "Duh kamu ke mana aja dari tadi ibu cari-cari! Ayo kita pulang!"

Dia ngotot mau gendong anak saya. Saya langsung naik taksi yang ada di depan gerbang, tapi ngerinya, wanita ini ikut naik. Dia tarik-tarik anak saya. Saya peluk anak saya erat-erat. Anak saya pun nangis.

Di tengah kekacauan seperti ini, pak supir juga gak berani jalan. Saya cuma bisa turun lagi dan menghadapi wanita itu. Mendengar tangisan anak saya, semua orang berhamburan keluar, kirain saya culik anak.

Anak kecil itu bilang, "Bu, kembaliin adik saya cepet! Kita mau pulang!"

Saya bilang, "Apa-apaan kalian!? Ini anak saya!"

Tangan dan kaki saya sudah bergemetar. Hati saya sudah dag dig dug, takut anak saya diambil sama mereka. Bagaimana pun, dua lawan satu.

Tiba-tiba, ada orang yang manggil. Pas saya lihat, ternyata itu bapak sama ibu! Mereka datang jemput saya!

"Ada apa ini rame-rame begini!?", tanya bapak.

"Itu pak, mereka mau culik anak, bilang ini anak mereka!"

"Ini anak saya kok!", bela wanita itu. Saya tahu tanggal lahirnya, golongan darahnya, namanya….. dan lain-lain, semua ia sebutkan satu-satu.

Saya pikir, Astaga…. Itu kan yang tadi informasi tentang anak saya yang saya kasih tahu ibu-ibu itu di kereta. Saya pikir cuma sekedar ngobrol, gak nyangka bisa jadi seperti ini! Untung saya kasih tahu nama palsu anak saya.

"Kalau gitu, nama anak saya siapa?", teriak saya.

"Nadin!", sahut mereka.

"Bukan! Nama anak saya putri! Nadin itu nama palsu!", teriak saya.

Semua orang yang di sana, termasuk 2 wanita itu pun hanya bisa terdiam.

Saya langsung semprot, "Kalian ini masih punya hati nurani gak!? Bisa-bisanya ajak anak kecil untuk ikut bohong sama kalian culik anak orang! Dosa tahu gak!? DOSA!"

Mereka langsung diam gak berani ngomong sepatah kata pun. Saya langsung naik mobil didampingi ayah dan ibu saya lalu pergi." jelasnya melalui status Facebook tersebut.

BACA JUGA: Hindari Kebiasaan ini Bila Tak Ingin Mengidap Penyakit Jantung! No.4 Tak Terduga

Si ibu yang hampir menjadi korban penculikan anak itu kemudia melaporkan kejadian itu kepada polisi.

Tak disangka, ternyata hal tersebut bukanlah pertama kali terjadi.

Sebelumnya juga sudah pernah ada kasus penculikan dengan modus serupa yang menyasar ibu muda yang membawa anak.

Jadi, Moms yang memiliki anak kecil atau siapa pun juga yang sedang mengajak anak kecil ke tempat umum harus lebih berhati-hati.

Modus penculikan anak sekarang ini sudah sangat beragam, hingga justru menyudutkan si korban.

Moms harus lebih memberikan pengawasan kepada si kecil dan menjaganya dengan baik.

Jangan mudah percaya dengan orang yang bersikap terlalu ramah.

Dan terutama jangan mudah memberikan informasi apapun terkait anak pada orang lain yang tak dikenal.

Semoga kejadian tersebut tidak menimpa Moms ya. Wasapadalah Moms!

BACA JUGA :Ini yang Harus Dilakukan Moms Bila Si Kecil Meniru Perkataan Negatif