6 Fakta di Balik Hebohnya Babi Ngepet di Depok, Mulai Dari Ingin Semakin Terkenal Hingga Berujung Terancam 10 Tahun Penjara

By Gabriela Stefani, Jumat, 30 April 2021 | 19:15 WIB
Pelaku penyebar hoaks babi ngepet sudah ditangkap (Kompas.com)

Nakita.id - Beberapa saat lalu sempat viral di media sosial disebutkan bahwa ada babi ngepet di lingkungan warga.

Alhasil babi tersebut dibawa dan dikurung oleh warga.

Banyak warga yang berbondong-bondong melihat babi tersebut.

Beredar juga video seorang ibu-ibu yang secara lantang menyebut salah seorang warga memiliki babi ngepet.

Baca Juga: Sudah Kelewat Nyinyir Sampai Koar-koar Tetangganya Pelihara Babi Ngepet, Ibu Wati Digeruduk Warga Disuruh Minta Maaf

Pasalnya menurut ibu tersebut ada tetangganya yang tidak bekerja tetapi memiliki banyak uang.

Tapi kenyataannya isu soal babi ngepet tersebut hanyalah kebohongan semata.

Bahkan orang yang mengedarkan isu tersebut hanya bertujuan untuk semakin terkenal sebagai tokoh masyarakat di lingkungannya.

Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar memastikan bahwa adanya babi ngepet di Bedahan, Sawangan, Depok hanyalah kebohongan semata.

"Semuanya yang sudah viral tiga hari sebelumnya adalah hoaks, itu berita bohong," kata Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar yang dikutip dari kompas.com.

Polisi pun mengamankan seorang warga berinisial AI usia 44 tahun.

Dari isu babi ngepet tersebut, ada 6 fakta di belakang rekayasa tersebut.

1. Tersangka disebut seorang tokoh masyarakat

Masih dari laman yang sama disebutkan bahwa sang tersangka yaitu AI disebut-sebut seorang tokoh masyarakat di daerah tersebut.

"Tapi (disebut) tokoh juga tidak terlalu terkenal," kata Imran.

Baca Juga: Di Luar Nalar, Mbah Mijan Bongkar Fakta Seperti Ini Usai Heboh Ditangkapnya Babi Ngepet di Depok

2. Keluhan kehilangan uang menjadi awal mulanya

Rupanya pikiran untuk merekayasa adanya babi ngepet bermula dari cerita warga yang kehilangan uang.

"Berawal dengan adanya cerita masyarakat sekitar merasa kehilangan uang, ada Rp 1 juta, ada Rp 2 juta. Mereka mengarang cerita dari kehilangan itu dari bulan Maret, jadi ada kurang lebih 1 bulan," jelas Imran.

3. Tersangka ingin jadi terpandang

Usia mendengar ada warga yang kehilangan uangnya, tersangka justru berpikiran untuk menjadi terpandang di daerahnya.

"Tujuan mereka adalah supaya lebih terkenal di kampungnya," kata Imran.

Tetapi AI mengakui rekayasanya tersebut semata-mata ingin masalah kehilangan uang cepat selesai.

"Sehingga timbullah di hati dan pikiran saya dan kami semua ini hal tersebut, agar selesai permasalahan yang ada di tempat kami," kata AI, Kamis.

"Saya akui itu adalah salah yang sangat fatal. Ini hanya rekayasa pribadi saya sendiri, hanya untuk menyelesaikan apa yang disolusikan kepada saya," ungkapnya.

4. Babi dipesan secara online

Baca Juga: Satu Indonesia Tertipu, Babi Viral di Depok Memang Bukan Babi Ngepet, Paranormal Ini Sampai Beberkan Faktanya untuk Bukti

Dan AI memesan anak babi tersebut secara online dengan harga Rp900.000 dengan ongkos kirim Rp200.000.

"Babinya dikirim melalui jasa pengiriman tepat pada jam 22.55. Babi itu baru datang dan dilepas di depan rumah saya," kata AI.

Usai dilepas AI dan beberapa warga pun menunggu hingga babi datang untuk melancarkan rekayasanya.

"Jadi dilepas dan kami menunggu babi itu sampai datang, karena dari posisi yang dilepas sangat mudah bagi babi itu untuk jalan ke titik yang disiapkan," lanjut AI.

5. Semuanya skenario

Dan semua cerita tentang babi ngepet hanyalah rekayasa dan sudah ditentukan sebelum babi tersebut dilepas.

"Seolah-olah mengarang cerita, ada tiga orang, satu orang turun tanpa menapakkan kaki, kemudian keduanya pergi naik motor, tiba-tiba satu setengah jam berubah jadi babi, padahal itu tidak benar. Sudah direncanakan," jelas Imran.

6. AI minta maaf, diancam penjara 10 tahun

Dan akibat perbuatan tersebut AI terjerat Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana pasal 10 ayat 1 atau 2.

AI pun terancam mendapat hukuman kurungan penjara selama 10 tahun.

AI meminta maaf kepada publik atas perbuatannya. Ia mengaku dirinya gelap mata.

Baca Juga: Sukses Kelabui Warga Seantero Depok, Pelaku Kasus Babi Ngepet Ternyata Pesan Babi secara Online untuk Membuat Cerita Rekayasa

"Saya pertama mau mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kejadian pada hari Selasa yang viral itu, babi ngepet, adalah berita hoaks atau berita bohong, berita yang kami rekayasa. Saya akui itu adalah salah yang sangat fatal dan sekali lagi atas kejadian ini saya memohon maaf yang sebesar-besarnya terutama untuk warga Bedahan, seluruh warga negara Indonesia," tutur AI.

"Ini bukan pengalihan isu ataupun apa pun itu," lanjutnya.

AI mengakui, rekayasa ini semuanya berasal dari idenya.

"Saya khilaf, saya lemah, iman saya turun sebagai manusia. Setan masuk ke dalam diri saya sehingga saya punya satu pikiran yang sangat-sangat jahat dan sangat tidak masuk akal," kata AI lagi.