Mitos VS Fakta Kehamilan yang Berujung pada Keguguran Banyak Disalahartikan, Ini Kata Dokter Spesialis Kandungan

By Nita Febriani, Rabu, 19 Mei 2021 | 20:30 WIB
Ilustrasi mitos vs fakta kehamilan yang berujung pada keguguran (Freepik)

Nakita.id - Mitos vs fakta kehamilan yang berujung pada keguguran banyak disalahartikan oleh orang.

Pasalnya keguguran merupakam permasalahan yang kerapkali ditakuti pasangan selama masa kehamilan.Keguguran bak mimpi buruk bagi ibu hamil, apalagi jika kehamilannya sudah dinanti sejak lama.

Sayangnya, saat mengalami keguguran tak sedikit Moms yang menyalahkan dirinya sendiri karena merasa tak bisa menjaga kehamilannya dengan baik.

Baca Juga: Tak Kapok Alami Keguguran, Atta Halilintar Percaya Diri Mau Aurel Hermansyah Hamil Lagi Beberapa Bulan Ke Depan: 'Kita Berdua Sehat, Semua Subur'Oleh karena itu, ketahuilah mitos vs fakta kehamilan yang berujung pada keguguran berikut agar Moms tak lagi menyalahkan diri sendiri.

Heather Rupe, DO, dokter spesialis kandungan di Franklin dan Williamson Medical Center, serta penulis buku The Pregnancy Companion: A Faith-Filled Guide for Your Journey to Motherhood memberikan keterangannya.

1. Keguguran adalah kesalahan Ibu

Lebih dari 70 persen Moms yang mengalami keguguran disebabkan karena adanya kromosom yang abnormal.

Itu berarti, sperma dan telur tidak bersatu dengan baik sehingga kehamilan tidak berhasil sejak awal.

Oleh karena itu, singkirkan anggapan bahwa keguguran disebabkan oleh ibu karena tidak mengonsumsi makanan sehat, lupa minum vitamin, olahraga, atau stres.

Keguguran tak terjadi semudah itu.

2. Pendarahan berarti keguguran

Saat timbul bercak darah di pakaian dalam, tentunya membuat Moms sangat khawatir dan langsung berfikir bahwa ia mengalami keguguran.

Bercak darah memang bukanlah tanda yang baik, tapi bukan selalu berarti keguguran.

Pendarahan, khususnya dalam jumlah kecil dan tidak berkaitan dengan rasa sakit, biasanya kemungkinan berasal dari serviks atau jaringan vagina, bukan dari rahim.

Baca Juga: Dampingi Terus Putri Sulungnya yang Alami Keguguran, Krisdayanti Bongkar Nasib Aurel Hermansyah Usai Kehilangan Janin yang Dinanti-nanti, 'Aurel Jadi Ikutan Nangis'

Sebanyak 12 persen ibu hamil yang mengalami pendarahan pada semester awal kehamilan akan melahirkan bayi yang sehat.

Namun, 15 persen ibu yang mengalami pendarahan saat hamil berakhir dengan keguguran.

Tapi Moms tak perlu terlalu khawatir, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

3. Keguguran akan terjadi lagi

Tingkat keguguran pada wanita sehat di bawah usia 35 tahun sekitar 15 persen.

Keguguran selama usia kandungan 12 minggu tidak akan meningkatkan risiko keguguran pada kehamilan berikutnya.

Namun, meski pernah mengalami beberapa kali keguguran, tak akan memengaruhi kondisi bayi pada kehamilan berikutnya.

Bayi akan lahir dalam kondisi sehat, meski ibunya pernah mengalami keguguran di kehamilan sebelumnya.

Baca Juga: Remuk Redam Hatinya Tengok Aurel Hermansyah Keguguran, Bak Firasat Yuni Shara Sempat Beri Wejangan Seperti Ini Pada Anak Krisdayanti Saat Hamil Anak Atta Halilintar, 'Saya Bilang Fokus Dulu'

Karena itu, berbagai tes akan disarankan oleh dokter untuk dilakukan.

Keguguran memang dapat memberikan pukulan berat pada Ibu hamil.

Namun, bukan berarti Moms akan mengalami hal yang sama pada kemudian hari.

Konsultasikan pada dokter saat Moms mengalami kehamilan lagi.

Nahm itu dia Moms keterangan dari dokter spesialis kandungan mengenai mitos vs fakta kehamilan yang berujung pada keguguran.