6 Kota Ini di Masa Depan Akan Krisis Air Minum, No. 5 Membuat Terkejut

By Amelia Puteri, Selasa, 13 Februari 2018 | 18:15 WIB
()

Nakita.id - Krisis air minum sudah hampir terasa di kota Cape Town, Afrika Selatan yang diprediksi terjadi pada 11 November 2018.

Hal ini merupakan peristiwa kekeringan terburuk di Afrika Selatan dalam 100 tahun.

Peristiwa ini juga menjadi kasus kekeringan air minum yang pertama kali terjadi di dunia.

BACA JUGA: Lama Tak Terdengar Kabar, Sosok Gisela Cindy Berubah Drastis!

Pasukan keamanan bahkan dipekerjakan untuk menjaga pasokan air dan memaksa penduduk untuk menjatah penggunaan air minum, dan hal ini di satu sisi membuat frustrasi pemerintah kota.

"Kami telah mencapai titik di mana tidak bisa kembali lagi," Patricia de Lille, walikota Cape Town, memperingatkan.

BACA JUGA: Tak Pakai Rupiah, Arisan Sosialita Titi Kamal dan Nagita Slavina Gunakan Mata Uang ini!

Dengan nada marah dalam suaranya ia menambahkan, "Sangat tidak masuk akal bahwa sebagian besar orang tampaknya tidak peduli."

Tragisnya kejadian itu tak hanya di Afrika Selatan.

Seperti dilansir dari BBC, lebih dari satu miliar orang kekurangan akses terhadap air dan 2,7 miliar lainnya merasakan kelangkaan air setidaknya 1 bulan dalam setahun.

BACA JUGA: Hidup Mewah dan Jadi Sosialita, Ini Sumber Kekayaan Angel Lelga

Sebuah survei 2014 terhadap 500 kota terbesar di dunia memperkirakan satu dari empat negara berada dalam situasi kekurangan air minum.

BBC membuat daftar 11 kota besar lain yang diperkirakan juga akan terjadi kelangkaan air minum.

1. São Paulo

Salah satu kota dengan penduduk terpadat di dunia ini pernah mengalami hal serupa seperti Cape Town pada 2015, ketika cadangan air utama turun di bawah kapasitas 4%.

Pada puncak krisis, kota berpenduduk lebih dari 21,7 juta jiwa memiliki persediaan air kurang dari 20 hari, dan polisi harus mengawal truk air untuk menghentikan penjarahan.

BACA JUGA: Moms Bisa Dapat Tiket Pesawat Murah Jika Pesan di Hari dan Jam Ini

Diperkirakan bahwa kekeringan adalah faktor yang pengaruhi Brasil selatan-timur krisis air minum pada 2014 dan 2017.

Namun, hasil misi dari PBB ke São Paulo justru mengkritik otoritas negara karena "kurangnya perencanaan dan investasi yang tepat".

Krisis air dianggap "selesai" pada 2016, tetapi pada bulan Januari 2017 cadangan utama berada dalam taraf 15% di bawah perkiraan.

BACA JUGA: Agar Nasi Goreng Kayak di Restoran, Cukup Tambahkan Bahan 'Ajaib' Ini

Hal ini membuat persediaan air di masa depan kembali diragukan.

2. Bangalore

Kota India bagian selatan telah dibekali oleh pertumbuhan perkembangan properti, menyusul kenaikan Bangalore sebagai pusat teknologi.

Di saat bersamaan, juga berjuang untuk mengelola sistem air dan limbah kota.

BACA JUGA: Tak Banyak yang Tahu, Ini Cara Gandakan WhatsApp dalam Satu Perangkat!

Kabar buruknya, sebuah laporan oleh pemerintah nasional menemukan bahwa kota tersebut telah kehilangan lebih dari separuh air minumnya, karena menjadi limbah.

Seperti Cina, India berjuang dengan polusi air, dan Bangalore menjadi kota yang mengalami hal tersebut.

Ditemukan bahwa danau di kota sekitar 85% memiliki air yang hanya bisa digunakan untuk irigasi dan pendinginan industri.

BACA JUGA: Jangan Menggunakan Alarm yang Ada di Smartphone, Ini Penjelasannya

Tak satu pun danau memiliki air yang cocok untuk diminum atau digunakan untuk mandi.

3. Beijing

Bank Dunia mengklasifikasikan kelangkaan air yaitu ketika orang-orang di lokasi dengan luas tertentu menerima kurang dari 1.000 meter kubik air tawar per tahun.

Pada 2014, masing-masing lebih dari 20 juta penduduk Beijing hanya bisa mengakses air sebanyak 145 meter kubik.

BACA JUGA: Angkat Kaki dan Tempelkan di Dinding, Ternyata Punya Khasiat Super

Cina adalah rumah bagi hampir 20% populasi dunia, namun hanya memiliki 7% air tawar dunia.

Sebuah studi di Universitas Columbia memperkirakan bahwa cadangan negara tersebut menurun 13% antara tahun 2000 dan 2009.

Tak hanya itu, Cina juga memiliki masalah polusi.

BACA JUGA: Pakai Masker Kunyit di Area Mata 10 Menit, Lihat Hasilnya Mengejutkan!

Angka resmi dari tahun 2015 menunjukkan bahwa 40% air Beijing tercemar dan tidak bisa digunakan bahkan untuk keperluan pertanian atau industri.

Pihak berwenang China telah mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menciptakan proyek pengalihan air yang besar.

Mereka juga telah mengenalkan program pendidikan, serta kenaikan harga untuk pengguna bisnis.

BACA JUGA: 4 Tipe Handphone Harga Rp 700 Ribuan dengan Kualitas Kamera Bagus

4. Kairo

Merupakan salah satu peradaban terbesar di dunia, namun Sungai Nil justru sedang berjuang di zaman modern.

Sungai Nil merupakan sumber air di Mesir sebesar 97%, tetapi juga menjadi lokasi peningkatan jumlah sampah pertanian dan residu yang tidak diatasi.

BACA JUGA: Konsumsi Jahe Setiap Hari Selama Satu Bulan, Lihat yang Terjadi

Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan, Mesir memiliki angka tinggi sebagai negara yang penduduknya berpenghasilan menengah ke bawah, dan mengalami kematian yang disebabkan oleh pencemaran air.

5. Jakarta

Mengejutkan memang, melihat nama ibukota sendiri masuk ke daftar ini.

Seperti kota pesisir lainnya, ibu kota Indonesia menghadapi ancaman kenaikan permukaan air laut.

Tapi di Jakarta, masalah ini diperparah dengan tindakan manusia secara langsung.

BACA JUGA: Jangan Mengonsumsi Bawang Putih dalam Kondisi Ini, Sangat Berbahaya

Karena separuh dari 10 juta penduduk kota tersebut memiliki akses terhadap air pipa, juga penggalian sumur secara ilegal yang sangat banyak.

Sebagai konsekuensinya, sekitar 40% permukaan wilayah Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut, menurut perkiraan Bank Dunia.

BACA JUGA: 5 Kebiasaan Di Malam Hari Ini Bikin Wajah Keriput dan Tampak Lebih Tua

6. Moskow

Seperempat cadangan air tawar dunia ada di Rusia, namun negara ini terganggu oleh masalah polusi yang disebabkan oleh warisan industri era Soviet.

Hal ini secara khusus mengkhawatirkan Moskow, di mana persediaan airnya 70% bergantung pada air permukaan.

BACA JUGA: Moms Zaman Now, Intip Tips Menyusui Pakai Baju Tanpa Kancing ala Titi Kamal

Badan pengatur resmi mengakui bahwa 35%-60% dari total cadangan air minum di Rusia tidak memenuhi standar sanitasi.