Pasien Covid-19 yang Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa Ternyata Jadi Pertanda Baik, Kok Bisa?

By Gabriela Stefani, Senin, 5 Juli 2021 | 17:45 WIB
Pasien covid-19 dengan gejala anosmia jadi pertanda baik (Pixabay)

Nakita.id - Gejala covid-19 saat awal pandemi yaitu sesak napas, batuk, dan demam.

Tapi seiring bertambahnya jumlah kasus covid-19, gejala covid-19 pun bertambah.

Kehilangan indra penciuman dan perasa, masuk menjadi gejala covid-19 saat ini.

Baca Juga: 10 Bahan Alami Untuk Kembalikan Penciuman dan Perasa yang Hilang Akibat Covid-19

Alhasil pasien positif covid-19 dengan gejala ini akan kesulitan menyium bau-bauan.

Tak hanya itu, makanan yang mereka santap pun akan terasa tawar.

Tapi siapa sangka di balik 2 gejala covid-19 ini justru dianggap beruntung.

Kok bisa?

Mengutip dari kompas.com yang melansir dari Times of India disebutkan bahwa ahli memercayai bahwa kehilangan penciuman dan pengecap menjadi pertanda baik dari infeksi covid-19.

Hal itu karena pasien covid-19 dengan gejala ini akan terhindar dari risiko terjadinya serangan pernapasan dan peradangan.

Tahu tidak gejala gastrointestinal seperti kram dan diare ini pun menjadi lebih ringan dialami oleh pasien covid-19 dengan gejala hilangnya penciuman dan pengecapan secara total.

Hilangnya indra penciuman dan perasa atau disebut dengan anosmia ini akan membuat pasien covid-19 bisa terhindar dari serangan pernapasan parah.

Baca Juga: Pantas Semua Orang Diimbau untuk Vaksinasi Covid-19, Ahli Beberkan Fakta Tidak Terduga Soal Vaksin Covid-19 yang Seperti Ini

Umumnya akan terjadi pada minggu kedua setelah terinfeksi virus corona.

Pemetaan yang dilakukan oleh dokter India juga menunjukkan bahwa pasien covid-19 dengan gejala parah jarang dilaporkan alami gejala anosmia.

"Ini menekankan betapa pentingnya menyadari gejala anosmia," kata Alexander Wieck Fjaeldstad yang terlibat dalam salah satu penelitian seperti dilansir dari Eurekalert, 19 Januari 2021.

Menurut Fjaeldstad yang merupakan profesor di bidang penciuman dan pengecapan di Universitas Aarhus, rata-rata hilangnya indra penciuman adalah 79,7 pada skala 0-100.

"Ini menunjukkan, hilangnya sensorik yang besar," kata dia.

Selain hilangnya indra penciuman, indra perasa atau pengecapan juga berkurang secara signifikan, menjadi 69,0 pada skala 0-100, sama seperti indra perasa yang tersisa di mulut juga berkurang, kali ini menjadi 37,3 pada skala 0-100.

"Hilangnya indra penciuman membuat kemampuan untuk merasakan aroma makanan menghilang. Ini membuat indra lainnya sulit mengenali apa yang Anda makan,"

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele, Ini Dampak yang Akan Terjadi pada Anak Jika Menunda Vaksinasi Covid-19

"Saat indra penciuman menghilang, memasukkan makanan ke dalam mulut Anda bisa menjadi pengalaman yang jelas tidak menyenangkan," jelas Fjaeldstad.

Sebanyak 23 kebangsaan dan lebih dari 4.500 pasien Covid-19 dari seluruh dunia telah menanggapi kuesioner para peneliti.

"Studi ini menarik, baik untuk pasien yang menderita anosmia serta dokter dan peneliti yang bekerja dengan diagnostik dan tindak lanjut pada Covid-19," ujarnya.