Menjelang Tahun Ajaran Baru, Ternyata Ini Kurikulum yang Akan Digunakan Tenaga Pengajar di Tengah Kabar Sekolah yang Harus Kembali Daring

By Shinta Dwi Ayu, Selasa, 6 Juli 2021 | 19:15 WIB
Kurikulum yang akan digunakan di tahun ajaran baru (Freepik.com)

Nakita.id - Sebentar lagi para siswa/i akan memasuki tahun ajaran baru 2021/2022.

Sayangnya, pada tahun ajaran baru ini, para siswa yang awalnya bisa kembali sekolah tatap muka terpaksa harus batal dan belajar di rumah lagi.

Seperti yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, rencana uji coba sekolah tatap muka seharusnya memang dilaksanakan pada bulan Juli ini demi mengejar ketertinggalan yang dialami para siswa.

Baca Juga: Setahun Lebih Dijalankan, Ternyata Ini Kendala yang Paling Dirasakan Tenaga Pengajar Selama Proses PJJ

Namun, rencana sekolah tatap muka pun lagi-lagi harus ditunda karena kasus Covid-19 yang meningkat akhir-akhir ini. 

Akan tetapi, sampai saat ini, baik Nadiem Makarim maupun pemerintah, belum menyampaikan secara resmi terkait penundaan sekolah tatap muka.

Meski begitu, sebagian besar sekolah mengaku sudah mendapat edaran terkait penundaan sekolah tatap muka tersebut dari Dinas Pendidikan.

Pihak sekolah pun sudah memberitahu para siswa dan orangtua murid bahwa tahun ajaran baru  akan kembali dilaksanakan secara daring.

Lantas, bagaimana kurikulum yang akan dijalankan menjelang tahun ajaran baru?

Berdasarkan liputan khusus yang dilakukan, Nakita.id mendapatkan hasil bahwa sebagian besar sekolah masih menggunakan kurikulum 2013.

"Kalau untuk kurikulum kita masih meggunakan yang 2013, sudah dua tahun ini menggunakan kurikulum ini," kata Apriningsih, S.Pd, Guru SD Amir Hamzah, Jakarta Pusat dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Kamis (1/7/2021).

Menurutnya, kurikulum 2013 ini tidak bisa menerapkan target yang berat kepada para siswa.

Baca Juga: Tidak Serepot yang Dibayangkan, Ahli Bocorkan Tips Sederhana Ajarkan Matematika dan Bahasa Inggris untuk Balita Lewat Kegiatan Sehari-hari

"Kurikulum 2013 ini selama pandemi kita tidak bisa menargetkan atau memaksimalkan dalam proses pembelajaran terhadap siswa," sambungnya.

Para tenaga pengajar juga dituntut untuk tidak membebani siswa atau orangtua dalam proses pembelajaran jarak jauh ini.

"Kita juga tidak boleh membebani siswa atau orangtua untuk mencapai kemaksimalan dalam proses belajar, karena kan situasinya dalam kondisi seperti ini, banyak orangtua dalam mencari nafkah juga keadaannya sulit sehingga berdampak pada semuanya," ujar Apriningsih.

Senada dengan Apriningsih, Kevin Guslian Rajib Noor, S.Kom, Guru SMK YPK, Jakarta Selatan, mengungkapkan bahwa, belum ada kurikulum terbaru sejauh ini.

"Belum tahu karena belum keluar yang terbaru. Kalau keluar yang terbaru kita akan mengikuti yang terbaru," ucap Kevin saat diwawancari Nakita.id secara virtual, Kamis (1/7/2021).

Sedangkan, menurut Dra. Maria Goretti Suryani, Kepala Sekolah SMP Vianney, Jakarta Barat, mengatakan bahwa, tenaga pengajar juga selalu berusaha untuk mengembangkan kurikulum 2013 yang selama ini digunakan.

Baca Juga: Kurikulum STEAM Persiapkan Masa Depan Anak Melalui Teknologi dan Inovasi

"Mengembangkan kurikulum yang akan dipakai. Sejauh ini, dalam masa pandemi ada 3 kurikulum, pertama mengacu kurikulum nasional 2013, kedua kurikulum darurat 2020-2021 ini baru tersedia, nah ketiga melakukan penyederhanaan kurikulum," ungkap Dra. Maria dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Sabtu (3/7/2021).

Menjelang tahun ajaran baru, Dra. Maria pun mengungkapkan, bahwa kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 yang sudah disederhanakan.

"Kami lakukan untuk pembelajaran yang akan mendatang, kami sudah rapat kerja bahwa untuk tahun ajaran baru kami menggunakan kurikulum yang kami sederhanakan," tutup Dra. Maria.