Nakita.id - Meningkatkan imunitas pada ibu hamil sangat penting untuk dilakukan.
Pasalnya imunitas yang rendah bisa berdampak buruk pada ibu hamil ataupun janin.
Keguguran, kelahiran prematur, preeklamsia berat, hingga berat badan lahir rendah menjadi dampak buruk dari rendahnya imunitas pada ibu hamil.
Dalam kolaborasi Sonora Parenting bersama Nakita.id, seorang dokter spesialis kandungan dr. Ni Komang Yeni Dhansari, Sp.OG menjelaskan bahwa trimester awal memang kondisi imunitas ibu hamil akan melemah.
"Awal trimester sengaja diturunkan agar janin bisa melekat pada ibunya. Kalau sistem tubuh ibunya terlalu tinggi kemudian jadi penolakan kemudian terjadi keguguran," jelas dr. Yeni.
Memasuki trimester kedua barulah imunitas bisa kembali meningkat sehingga kehamilan lebih kuat.
Hal ini terjadi baik ada ataupun tidak ada pandemi, artinya di tengah pandemi covid-19 ini semakin penting untuk ibu hamil untuk tidak mengabaikan dalam hal menjaga imunitas selama kehamilan.
Tahu tidak Moms, dr. Yeni menyebutkan bahwa kurang lebih 60% ibu hamil merupakan OTG atau orang tanpa gejala.
"Ibu hamil kurang lebih 60% itu OTG atau mungkin dia tanpa gejala tapi dia mengidap. Kalau kita swab kemungkinan besar terdapat hasil yang positif," jelas dr. Yeni.
dr. Yeni mengakui bahwa banyak ibu hamil yang menolak ketika dirinya dinyatakan positif covid-19 ataupun memiliki gejala covid-19.
Dengan begitu penting untuk ibu hamil meningkatkan imunitas dalam menghadapi pandemi covid-19 ini.
dr. Yeni membagikan 4 cara meningkatkan imunitas ibu hamil selama masa pandemi covid-19.
1. Menjaga asupan nutrisi
dr. Yeni mengingatkan ibu hamil untuk mementingkan asupan nutrisi selama kehamilan di tengah pandemi covid-19 sebagai bentuk meningkatkan imunitas.
"Jangan lupa kalau makanan-makanan alami di sumber alam ini sebagian besar mencukupi kebutuhan gizi harian yang kita punya," jelas dr. Yeni.
dr. Yeni membolehkan ibu hamil makan segala jenis makanan asalkan matang 100%, tidak setengah matang apalagi mentah.
Kalau mengalami mual, maka penting untuk makan dalam porsi kecil tetapi sering sekitar 2-3 sendok makan setiap 2 jam sekali.
Kalau masih mual juga, boleh makan pisang 2-3 gigit saja setiap 2 jam karena buah tersebut memiliki kandungan kalium dan potasium yang bisa membangun energi.
Jangan ketinggalan juga asupan daging merah 200 gr, bagi Moms yang mual mencium bau daging bisa diolah menjadi perkedel atau olahan lainnya.
2. Beri dukungan
Untuk orang-orang di sekitar ibu hamil seperti Dads atau anggota keluarga lainnay jangan lupa terus berikan dukungan untuk Moms.
dr. Yeni menyarankan agar ibu hamil mendapatkan banyak kasih sayang untuk membantunay bahagia.
"Sebagai support system suami, orangtua, ibu mertua jangan sampai nyinyir sedikit itu sangat menyakitkan buat ibu hamil,"
dr. Yeni menyebutkan bahwa ibu hamil memiliki hormon yang fluktuatif sehingga sangat memungkinkan terjadinya perubahan suasana hati begitu saja.
3. Olahraga
Olahraga untuk ibu hamil hanya diperbolehkan kalau kondisinya dalam keadaan sehat.
"Pada saat sedang tidak enak badan justru membutuhkan saving energi yang banyak dan asupan protein gizi lainnya multivitamin yang banyak untuk menyerang apa yang sedang terjadi di dalam tubuh kita," jelasnya.
Untuk ibu hamil yang sehat, maka bisa berolahraga yang ringan seperti berenang, jalan kaki ringan, atau yoga yang dilakukan paling tidak 3 jam sebelum tidur.
4. Vaksin
dr. Yeni menyebutkan bahwa WHO dan POGI atau Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia sudah merekomendasikan vaksin covid-19 untuk ibu hamil dengan usia kandungan 13-33 minggu.
dr. Yeni menyebutkan bahwa dalam penelitian vaksin Pfizer dan Moderna di luar negeri tidak ditemukan ada kecacatan, bayi lahir rendah, atau infeksi pada ibu hamil, ataupun kematian setelah melahirkan akibat vaksinasi.
Di Bandung sendiri, dr. Yeni menyebutkan dalam uji coba vaksin Sinovac mendapatkan hasil yang baik pada ibu hamil.
Jadi dr. Yeni menganjurkan ibu hamil untuk tidak takut divaksin kalau nantinya pemerintah sudah memperbolehkannya.
"Jadi kita masih menunggu arahan dari pemerintah kapan akan bisa dilakukan dan menggunakan vaksinasi yang apa jadi mohon bersabar," jelasnya.
dr. Yeni juga menyebutkan ada kemungkinan ibu hamil yang akan diprioritaskan mendapatkan vaksin lebih dulu seperti ibu hamil berusia di atas 35 tahun atau ibu hamil dengan komorbid hipertensi, diabetes, dan lainnya.