Bisakah Sayuran Menekan Kolesterol pada Hidangan Sate? Begini Kata Ahli

By Kirana Riyantika, Rabu, 21 Juli 2021 | 05:30 WIB
Bisakah sayur-sayuran dalam sate jadi penyeimbang? (Pexels/Son Tung Tran)

Nakita.id - Daging kurban umumnya jadi bahan utama untuk mengolah masakan setiap perayaan Hari Raya Idul Adha.

Salah satu olahan daging kurban yang banyak dimasak oleh masyarakat adalah sate.

Sate termasuk salah satu cara memasak daging kurban yang mudah dalam pengolahannya.

Moms cukup memotong daging menjadi bentuk kubus kemudian ditusukkan pada tusuk sate kemudian dibakar sambil dilumuri bumbu.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Lagi Masakan Daging Kurban Jadi Alot, Begini Cara Melunakkan Daging yang Benar dan Efektif

Memasak sate bisa jadi salah satu kegiatan asyik yang bisa dilakukan bersama keluarga.

Biasanya, sate dihidangkan bersama dengan irisan bawang merah, kubis, dan tomat.

Sebagian lainnya menusukkan sayur-sayuran di tusuk sate bersamaan dengan daging.

Sayur-sayuran yang dihidangkan dengan sate kerap disebut sebagai pengimbang.

Seperti diketahui, daging mengandung kalori, kolesterol, serta lemak yang cukup tinggi.

Banyak yang berpendapat bahwa sayur-sayuran bisa menambah nutrisi pada sate berupa vitamin dan nutrisi lainnya.

Benarkah hal tersebut?

Melansir dari Kompas.com, dr. Tan Shot Yen selaku dokter sekaligus ahli gizi komunitas menyatakan pendapatnya.

Baca Juga: Mulai Sekarang Jangan Lagi Konsumsi Daging dan Minuman Bersoda Bersamaan, Begini Bahayanya Untuk Kesehatan

"Istilah 'manipulasi' dalam tubuh manusia itu enggak ada. Yang pertama, jumlahnya saja enggak seimbang. Misal sate 10 tusuk atau gulai 1 mangkok tapi mentimun 2 iris," ujar dr. Tan Shot Yen.

Menurut Tan Shot Yen, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa mengonsumsi banyak serat seperti sayuran bisa menekan kolesterol dari sebuah hidangan.

Sayuran pada hidangan sate menurut dr. Tan Shot Yen hanya untuk menambah cita rasa.

"Buat hore-hore sih kalau menurut saya. Buat bikin makan (jadi) enak, enggak eneg," imbuhnya.

dr. Tan mengingatkan untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi daging.

Sebab, kandungan lemak jenuh pada daging sapi berdampak buruk untuk kesehatan.

Menurut dr. Tan, yang perlu ditakuti dari berlebihan makan daging sapi bukan kolesterolnya, namun lemak jenuhnya.

"Delapan puluh persen kolesterol itu buat tubuh sendiri, cuma dua puluh persen kok (bersumber) dari makanan. Yang ngeri itu lemak jenuh," ungkap dr. Tan.

Baca Juga: Tolong Hentikan Kebiasaan Membungkus Daging Kurban Idul Adha dengan Kresek Hitam, Ini Bahayanya Untuk Kesehatan

dr. Tan mengingatkan porsi protein manusia sekali makan adalah sebesar telapak tangan.

"Makan dikira-kira sebesar telapak tangan itu ukuran protein manusia sekali makan," terang dr. Tan.

Ia lalu menyebutkan bagian mana yang perlu dibuang dari daging.

"Buang bagian gajih, trim the fat stuff," sambungnya.