Hentikan Sekarang juga, Ahli Ungkap Bahaya Sering Makan Ikan yang Diolah dengan Cara Favorit Masyarakat Indonesia Ini, Picu Bahaya hingga Penyakit Mematikan

By Cynthia Paramitha Trisnanda, Sabtu, 31 Juli 2021 | 10:00 WIB
Dinilai enak, makan ikan dengan cara ini justru memicu bahaya (Freepik)

Nakita.id - Ikan merupakan salah satu menu andalan untuk dimakan.

Tak hanya rasanya yang nikmat, ikan juga sangat bermanfaat sebagai sumber protein bagi tubuh.

Ikan mengandung nutrisi berupa asam lemak omega-3 DHA dan EPA yang baik bagi tubuh.

Tak hanya itu, ikan juga memiliki sedikit lemak jenuh dan protein tinggi serta vitamin D yang sangat dibutuhkan untuk booster imun.

Ikan juga mengandung kalsium, yodium, dan masih banyak nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan tubuh.

Baca Juga: Tolong Mulai Sekarang Stop Masak Ikan dengan Cara Seperti Ini, Ahli Sudah Peringatkan Bahayanya

Meski kaya nutrisi, tetapi ternyata tak boleh mengolah atau memasak ikan dengan sembarangan lho Moms.

Populer di kalangan masyarakat umum, ternyata sering masak ikan dengan cara dibakar justru tidak disarankan.

Apa alasannya?

Mengutip dari Kompas.com, berikut bahaya terlalu sering makan ikan bakar bagi kesehatan tubuh.

1. Memicu kanker

Nikmat dan enak, makan ikan yang dibakar bisa memicu penyakit kanker.

Melansir laman resmi Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdaan Masyarakat Kemenkes RI, kandungan protein pada ayam, ikan, dan daging dapat bereaksi dengan suhu tinggi dari pembakaran dan membentuk senyawa karsinogenik.

Senyawa karsinogenik dapat merusak komposisi DNA dalam gen manusia, sehingga dapat memicu perkembangan sel kanker.

Jika ingin mengurangi pembentukan senyawa tersebut, Moms bisa mengakalinya.

Rendam dulu ikan ke dalam bumbu tradisional dan alami seperti rempah-rempah dan hindari masak dalam waktu lama pada suhu tinggi.

2. Kandungan gizi hilang

Tak hanya memicu kanker, kandungan gizi pada ikan akan hilang jika dikabar.

Baca Juga: Ikan Diklaim Mampu Membuat Tidur Nyenyak, Begini Penjelasan Ahli dan Cari Tahu Makanan Lain yang Dapat Bantu Terlelap di Malam Hari

Hal ini karena protein bisa rusak ketika berada di suhu terlalu panas.

Padahal, kebaikan ikan salah satunya pada protein karena dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi.

Protein juga diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh.

Solusinya, Moms perlu membakar daging pada suhu rendah atau dengan api kecil dalam jangka waktu yang lama agar seluruh bagian daging dapat matang secara lebih merata tanpa menghilangkan semua kandungan protein.

3. Memicu asam lambung

Asam lambung dan kinerja lambung akan meningkat ketika sering makan makanan yang dibakar.

Oleh karena itu, orang yang memiliki penyakit asam lambung dan maag tidak disarankan untuk terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar karena bisa memperburuk keadaan.

4. Cacing masih tertinggal dalam daging

Proses memasak daging dengan dibakar dirasa kurang sempurna sehingga bisa memicu bakteri yang ada di dalam makanan belum mati.

Kondisi ini pun dapat menimbulkan potensi cacing, larva, atau telur cacing masih hidup di dalam daging tersebut.

Baca Juga: Di Balik Capnya sebagai Masakan 'Ndeso', Siapa Sangka Cuma Makan Ikan Teri Bonusnya Kecerdasan Otak Jadi Moncer

Sebagai solusi, Moms perlu membakar daging pada suhu rendah atau dengan api kecil dalam jangka waktu yang lama.

Hal ini tentu saja agar seluruh bagian daging dapat matang secara lebih merata dan membunuh parasit yang mungkin menempel.

5. Risiko alami darah tinggi atau hipertensi

Melansir Everyday Health, makan daging sapi, ayam, atau ikan yang telah diolah dengan cara dipanggang atau dibakar pada suhu tinggi dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena tekanan darah tinggi.

Hal itu merujuk pada penelitian yang dipresentasikan pada 2018 oleh American Heart Association Epidemiology and Prevention-Lifestyle and Cardiometabolic Health pada sesi ilmiah yang diadakan di New Orleans.

6. Picu diabetes mellitus (DM) tipe 2

Ketika dibakar atau dipanggang, makanan dapat menghasilkan zat yang disebut advance glycation end products (AGEs).

Tingkatan yang lebih tinggi dari AGEs tersebut telah dikaitkan dengan resistensi insulin, stres pada sel-sel tubuh dan peradangan. Itu merupakan kondisi yang bisa memicu risiko diabetes tipe 2.

Baca Juga: Berita Kesehatan: Ini Kata Pakar Mengapa Makan Ikan Bagus Buat Anak!

Insulin adalah hormon yang membantu gula darah dari makanan masuk ke dalam sel untuk berubah jadi energi.

Tanpa insulin atau dengan resistensi insulin, gula bisa mengendap dalam darah.

Kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan yang serius pada jantung, mata dan ginjal serta organ tubuh lain.