Sering Keputihan Bisa Memicu Alergi Sperma, Itukah Penyebab Belum Hamil?

By Faras Handayani, Kamis, 9 Maret 2017 | 05:15 WIB
Alergi Sperma Bisa Terjadi Jika Sering Keputihan (Dini)

Nakita.id - Mama belum juga hamil? Mungkin Mama mengalami alergi sperma. Kok bisa?

Alergi sperma terjadi bila tubuh Mama membentuk antibodi terhadap sperma suaminya. Secara alami, tubuh akan membentuk respons kekebalan terhadap benda asing (antigen) yang masuk ke dalamnya.

Bila terjadi kontak antara sperma dan sistem kekebalan, semua perempuan akan membuat antibodi ini, tapi tak semua antibodi pada perempuan akan memicu aktifnya sistem kekebalan.

Nah, pada kasus alergi sperma, sperma dianggap sebagai benda asing oleh tubuh Mama sehingga akan diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya.

Bisa saja terjadi pada saat masuk pertama kali, Mama belum menunjukkan respons alergi alias baik-baik saja.

Tapi setelah beberapa kali, tubuh Mama bisa membentuk antibodi yang memberi reaksi pada sperma yang masuk tersebut.

Reaksi antara antigen dan antibodi inilah yang akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh Mama.

Baca Juga: Keputihan Tak Normal saat Hamil Perlu Diketahui Penyebabnya, Berikut Ciri-cirinya 

Antibodi bisa terbentuk bila dalam hubungan seksual terjadi perlukaan-perlukaan di alat kelamin yang menyebabkan lecet sehingga sel darah putih Mama berkontak dengan sel sperma.

Hal ini bisa pula terjadi pada mama yang sering keputihan atau mengalami infeksi di saluran vagina.

Dampaknya, sperma yang masuk akan menggumpal sehingga tak bisa melanjutkan perjalanannya saluran indung telur dan bertemu sel telur untuk kemudian membuahi telur tersebut.

Inilah yang disebut infertilitas (kemandulan) imunologis, yaitu infertilitas yang disebabkan gangguan sistem dalam tubuh perempuan itu sendiri.

Alergi cairan mani

Nah, ada pula mama yang tidak hanya alergi terhadap sel sperma suami, tetapi juga alergi terhadap cairan mani (semen) suaminya.

Pada alergi, cairan mani ini gejala mama akan lebih hebat. Ada yang merasakan gatal dan panas pada organ intimnya, bahkan hingga mengalami pembengkakan dan perlukaan hebat pada vaginanya setelah berhubungan intim.

Reaksi alergi dan perlukaan ini kadang terlihat seperti infeksi jamur, yang mengakibatkan penanganannya tidak sempurna.

Untuk memastikan ada tidaknya alergi sperma, Mama tentu perlu berkonsultasi pada dokter kebidanan dan kandungan yang akan menggali kemungkinan alergi sperma ini dari riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.

Berkaitan dengan infertilitas, pemeriksaan laboratorium untuk melihat ada tidaknya antibodi anti-sperma (ASA) yang terbentuk akibat alergi ini tidak banyak dianjurkan lagi.

Sebab, positif tidaknya pemeriksaan ini tidak merubah terapi infertilitas yang akan dilakukan.

Narasumber: Dr. Achmad Irawan, SpOG, dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta Selatan

Baca Juga: Ternyata Rahimku Menolak Sperma Suami, Sehingga Sulit Punya Anak