Ketika seseorang mengonsumsi air dalam jumlah yang berlebihan, maka sel-sel di dalam otak mulai membengkak.
Hal ini menyebabkan gejala keracunan air yang meliputi rasa mual, muntah, dan sakit kepala.
Jika mengonsumsi air terlalu banyak juga bisa menghasilkan gejala yang lebih serius lagi.
Gejala tersebut meliputi timbulnya rasa kantuk, kebingungan, peningkatan tekanan darah, kelemahan otot atau kram, hingga ketidakmampuan untuk mengidentifikasi sensorik.
Penumpukan cairan di dalam otak disebut juga dengan edema serebral.
Penumpukan ini menyebabkan disfungsi sistem saraf.
Melansir dari Medical News Today, beberapa kasus yang parah, keracunan air dapat menyebabkan kejang, kerusakan otak, koma, bahkan berujung kematian.
Kasus keracunan air memang jarang terjadi.
Hal itu dikarenakan lantaran kebanyakan orang sangat sulit untuk mengonsumsi air terlalu banyak secara sengaja.
Namun, kasus ini bisa terjadi kepada orang-orang yang mengikuti acara olahraga, latihan militer, dan orang-orang yang memiliki kondisi kesehatan mental.
Overhidrasi dan keracunan air terjadi ketika seseorang minum lebih banyak dibandingkan urin yang dikeluarkan oleh ginjal.
Kebutuhan air setiap orang memang berbeda-beda, tergantung pada beberapa faktor seperti berat badan, cuaca, dan aktififitas fisik.
Pada tahun 2004, The National Academy of Medicine merekomendasikan agar wanita usia 19-30 tahun mengonsumsi sekitar 2,7 liter per hari.
Sedangkan, untuk pria dengan usia yang sama kebutuhan air harian sekitar 3,7 liter per hari.