Banyak Anak yang Putus Sekolah dan Mendapatkan Kekerasan Selama Proses Pembelajaran Jarak Jauh, Begini Cara Kemendikbudristek Mengatasinya

By Shinta Dwi Ayu, Kamis, 26 Agustus 2021 | 18:50 WIB
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menimbulkan dampak negatif (Pixabay.com)

"Namun, karena banyaknya jumlah sekolah di Indonesia. Untuk sekolah dasar saja ada 149 ribu dengan jumlah peserta pendidik 25 jutaan, itu bukan jumlah yang sedikit. Artinya, kalau pusat harus mencetak modul tentu membutuhkan uang yang cukup banyak," ucap Dra. Sri.

"Maka, untuk mengantisipasi hal tersebut, Kemendikbudristek sudah memberikan modul belajar mandiri, khususnya untuk jenjang sekolah dasar berupa link melalui Dinas Pendidikan di Kabupaten atau pun Kota," ungkap Dra. Sri.

Kemendikbudristek pun berharap agar semua masyarakat bisa mengakses modul yang telah disediakan.

Baca Juga: Terkendala Penggunaan Teknologi Selama PJJ, Ini yang Dilakukan Para Tenaga Pengajar Demi Memperlancar Proses Sekolah dari Rumah

"Link tersebut kami harap bisa diakses oleh semua masyarakat, oleh semua sekolah. Sekolah bahkan bisa menggunakan dana BOS untuk mengoperasionalkan belajar mandiri tersebut. Kami berharap melalui pembinaan dan pengelolaan Dinas Pendidikan setempat kegiatan belajar mengajar dapat dimaksimalkan dengan mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada, " jelasnya.

Kemendikbudristek juga memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk menjaga kualitas pendidikan tetap terjaga.

"Kemendikbudristek tidak bisa serta merta melakukan upaya tanpa dukungan, tanpa dorongan dari pemerintah daerah agar kualitas pendidikan ini tetap terjaga," tutup Dra. Sri.